Labels

Sunday, December 25, 2011

Dua Macam Ujian, Dua Macam Penentuan

"Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." - Ayub 2:9-10

"Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 'Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.'" - Bilangan 20:12

"Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya." - Mazmur 106:32-33

2012 tinggal sesaat lagi, dan sesaat lagi pula semua penggenapan, peninggian dan penentuan mulai terjadi sesuai dengan porsinya. Ketika mendengar Ev. Iin Tjipto berkotbah saat perayaan Natal di Balai Samudera beberapa hari lalu, langsung terbayang sebuah film berjudul Legion yang dirilis tahun 2010. Terbayang sebuah adegan dimana sekelompok orang terjebak di sebuah kafe di tengah gurun dan dikepung oleh banyak makhluk jahat. Mereka menghadapi berbagai tekanan dan cobaan dalam dua tahap, karena sebelumnya mereka telah diperingatkan bahwa ujian pertama adalah menguji KEKUATAN mereka, yang berikutnya adalah menguji KELEMAHAN mereka. Pada ujian pertama semua dapat mengatasi dengan baik, namun pada ujian kedua banyak yang tewas.

Sesaat setelah saya kembali teringat akan film tersebut, Roh Kudus memberi pengertian yang sejalan dengan hal itu, "Hampir semua hamba-Ku yang tertulis di Alkitab lulus ketika diuji kekuatannya, namun sangat banyak yang gugur dan gagal ketika diuji kelemahannya." Apa yang dialami Ayub itu hanyalah ujian KEKUATAN, begitu juga saat Daud masih dalam kejaran Saul. Namun apa yang dialami Musa, Simson, Saul, Salomo bahkan raja Daud hingga Ananias & Safira, semuanya adalah ujian KELEMAHAN yang mematikan.

Ketika kita semua berjalan dalam penantian panjang sampai janji yang kita terima menjadi daging, yang kita perlukan hanya percaya supaya kita tidak menjadi kecewa. Namun ketika kita mulai masuk & menikmati semua penggenapan janji tersebut, menikmati keindahan dan segala kemegahan yang menyilaukan, adakah hati kita tetap setia? Musa teledor hingga tidak dapat masuk Tanah Perjanjian, Simson sombong, sembrono & main-main, Saul takut tidak dihormati, Salomo terlalu dipuja karena hikmatnya, raja Daud lengah memilih kenyamanan saat harus berperang hingga harus jatuh menderita karena berzinah dengan Batsyeba, Ananias & Safira bahkan harus mati bahkan di tengah-tengah atmosfir kebangunan rohani yang dahsyat di masa itu.

Ujian KEKUATAN biasanya datang dari luar, untuk menghadapinya diperlukan PERISAI IMAN. Namun ujian KELEMAHAN datang dari dalam, dari kedagingan dan kelemahan kita, dari kesukaan kita akan dosa, dari kebanggaan kita, bahkan dari suatu pemikiran yang menurut kita baik tapi belum tentu benar. Itu sebabnya untuk menghadapi ujian tersebut diperlukan ROH KUDUS dan HATI HAMBA (Hineni) secara total.

"Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!" - Yoel 3:14

Ketika semua impian jadi kenyataan, semua janji menjadi daging, semua peninggian telah terjadi maka semua penentuan bersifat FINAL! Itulah sebabnya kita selalu diingatkan akan SIKAP HATI yang dapat menentukan, karena semua yang bersifat final tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat diubah.

Saya berharap baik diri saya sendiri dan Anda semua menyadari satu hal ini, yaitu bahwa bukan penggenapan janji maupun memasuki masa keemasan yang jadi masalah, melainkan apakah kita memenangkan pertandingan ini hingga garis akhir, sampai Tuhan datang kembali.

"Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." - Lukas 17:10

Wednesday, December 21, 2011

Jurnal Natal 20.12.2011 - Vol. 2

"Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya ... Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir." - Kejadian 41:41-45

"Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya." - Keluaran 2:15-16

Sejarah bangsa Israel berkaitan dengan Mesir sangat ditentukan oleh dua tokoh besar. Yang pertama ialah Yusuf, tokoh yang membawa masuk bangsa Israel ke Mesir. Yang kedua ialah Musa, yang membawa bawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Yusuf adalah "Alpha"-nya dan Musa adalah "Omega"-nya.

Namun perkara membawa masuk maupun keluar bangsa Israel dari Mesir ternyata memiliki persyaratan dan ketentuan yang sama, yaitu:
  • Yusuf - Pertama-tama dilantik dengan tanda pemberian cincin meterai Firaun, selanjutnya dipersatukan dengan anak imam dalam pernikahan sehingga Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Ada unsur raja sekaligus unsur imam yang disatukan.
  • Musa - Sejak bayi diasuh dan dididik sebagai seorang pangeran Mesir, anak dari putri Firaun. Lalu di Midian ia bertemu dan menikah dengan anak seorang imam. Juga ada unsur raja sekaligus unsur imam yang disatukan.
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, IMAMAT YANG RAJANI, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." - 1 Petrus 2:9

"Dan yang telah membuat kita menjadi suatu KERAJAAN, menjadi IMAM-IMAM bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin." - Wahyu 1:6

Bukankah destiny kita adalah menjadi imamat yang rajani. Tuhan menghendaki setiap Gereja-Nya untuk memiliki kedua pengurapan ini sekaligus. Ada orang yang ke-imam-annya kuat, namun sisi rajanya lemah sehingga hanya mahir berbicara perkara-perkara rohani namun kehidupannya melarat atau bahkan lebih buruk lagi menjadi pengangguran. Sementara ada orang yang sisi rajanya kuat, namun tidak memiliki hati seorang imam. Orang tersebut sangat berhasil dalam usaha dan bisnis, namun ketika bersentuhan dengan perkara rohani malah menghindar dan menunjuk orang lain untuk mengerjakannya.

Tahun 2012, Tuhan menghendaki semua kita untuk memiliki keduanya sekaligus sama seperti Yusuf dan Musa. Mintalah pengurapan keduanya dan bersiaplah untuk menuai sampai akhir!

Balai Samudera - Kelapa Gading, Jakarta

Jurnal Natal 20.12.2011 - Vol. 1

"Kata Yusuf kepadanya: 'Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya tiga hari; dalam tiga hari ini Firaun akan MENINGGIKAN engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya.'" - Kejadian 40:12-13

"Yusuf menjawab: 'Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari; dalam tiga hari ini Firaun akan MENINGGIKAN engkau, tinggi ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu.'" - Kejadian 40:18-19

Tahun 2012 sudah semakin dekat, inilah masa penggenapan segala sesuatunya tanpa ada yang ditunda maupun disisakan. Masa di mana setiap aspek, entah itu kudus - mulia maupun jahat - cemar akan mencapai puncaknya masing-masing. Gereja dan hamba-hamba-Nya di berbagai tempat di dunia akan ditinggikan hingga level raja-raja. Tuhan berfirman bahwa berkat dan penggenapan janji serta impian tidak akan terhindarkan. Semua yang dinyanyikan, semua yang didoakan, semua yang ditarikan, semua yang diyakini dengan disertai berbagai tindakan profetik tidak ada yang tidak digenapi. Semua harus genap!

Pertanyaannya adalah: Apakah kita siap? Peninggian yang mana yang akan menjadi akhirnya bagi kita? Seperti juru minum yang dengan benar melayani Raja sekalipun ditinggikan sedemikian rupa? Atau seperti juru roti yang akhirnya terjebak dengan segala berkat dan terlena dengan kelimpahan hingga berakhir menjadi kutuk?

Penggenapan dan peninggian akan diikuti dengan penentuan. Gereja dan dunia semuanya ada dalam lembah penentuan. Respon dan sikap hati kita akan menentukan apakah kita mencapai destiny yang sudah ditetapkan. 

"Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang. Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam." - Maleakhi 4:1-3

Hari yang datang itu adalah 2012. Dan demikianlah pesan Tuhan akan hari itu, bahwa semuanya akan diuji seperti masuk ke perapian. Semua akan gegabah, namun siapa yang berbuat fasiklah yang akan terbakar. Seberapapun ditinggikan milikilah terus takut akan Tuhan sampai akhir sehingga kita diberikan sayap keajaiban untuk mencapai garis akhir dengan kuat seberapapun berkat yang dilimpahkan. Sehingga kita dapat menaklukkan dunia di bawah telapak kaki kita pada hari yang telah Tuhan persiapkan.

Balai Samudera, Kelapa Gading - Jakarta

Sunday, December 4, 2011

Penuai & Tuaian

"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala." - Lukas 10:2-3

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." - Galatia 6:9

Jadi sadarilah bahwa tuaian itu memang sudah ada, selalu ada dan banyak jumlahnya. Bahkan tuaian itu ada di mana-mana. Sesungguhnya Gereja Tuhan tidak akan pernah kekurangan tuaian, walaupun sangat banyak dari Gereja Tuhan yang banyak berdoa supaya anggota gereja mereka terus bertambah, banyak berdoa supaya dikirimkan tuaian. Tidakkah ini kelihatan aneh dan konyol? Padahal yang Tuhan kehendaki adalah meminta dikirimkan penuai-penuai, BUKAN tuaian.

Jadi siapakah penuai-penuai itu?

Adakah kita menunjuk orang lain lagi, sebagai ganti seharusnya kita menunjuk diri kita sendiri?

Bukankah Tuhan mengutus kita ke tengah-tengah kawanan serigala?

Apa persamaan antara mengirimkan penuai-penuai untuk tuaian dengan pengutusan diri kita ke tengah-tengah kawanan serigala?

Kitalah penuai-penuai itu, yang "dijeboskan" Tuhan ke tengah-tengah serigala, supaya sebagai domba-domba-Nya kita terus bergantung senantiasa dengan Gembala kita. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian supaya Ia MEMAKSAKAN KEHENDAK & RENCANA-NYA dalam hidup kita. Mintalah kepada-Nya, "Tuhan, paksakan kehendak dan rencana-Mu genap sempurna dalam hidupku. Jadikan aku penuai yang kuat seperti yang Kau kehendaki, supaya aku dimampukan untuk menuai bersama dengan Engkau."

Domba dan anak domba yang diutus ke tengah-tengah serigala, jika terus mengenal dan mengikuti suara Gembalanya, tentu tidak akan menjadi lemah dan dimangsa. Melainkan menjadi kuat, karena dalam kelemahan kitalah maka kita menjadi kuat karena Dia. Dan jika kita tidak menjadi lemah, maka kita akan menuai pada waktunya.

Wednesday, November 30, 2011

Jurnal SHRK 12.2011 - Hari ke-3

"Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: 'Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.'" - Yunus 4:1-2

Nabi Yunus yang sedemikian bebal sesungguhnya mengenali karakter Tuhan dengan cukup baik. Ia tahu bahwa rancangan malapetaka yang sudah Tuhan buat bagi Niniwe bukan perkara mutlak. Artinya rancangan tersebut dapat batal jika Niniwe bertobat. Sementara Yunus sebagai rakyat Israel amat membenci warga Niniwe karena antara bangsa Israel dengan bangsa Asyur memiliki sejarah yang buruk. Namun maksud Tuhan memang berbeda dengan maksud Yunus dan buruknya Yunus tidak mempedulikan niat Tuhan melainkan mencoba untuk memanfaatkan kesempatan untuk memenuhi dendam pribadinya dengan segenap kekuatannya.

Selain Yunus, kali ini kita akan belajar lagi dari dua pribadi lainnya yang (hampir) tidak mencapai takdirnya:

1. Kisah Para Rasul 4:33-5:5. Dikisahkan seorang bernama Yusuf - yang disebut Barnabas - menjual ladang miliknya dan membawa semua hasilnya ke bawah kaki para rasul. Akibat perbuatannya ini, nama Barnabas menjadi terkenal serta memperoleh pujian dari banyak orang. Barnabas pun akhirnya juga menjadi salah satu rasul. TETAPI seorang lain yang bernama Ananias melihat hal itu dan menginginkan akibat yang dialami oleh Barnabas. Ananias juga ingin menjadi terkenal dan dipuji, namun ia bersepakat dengan istrinya untuk mewujudkan hal itu dengan tipuan. Akibatnya tentu tidak seperti yang dibayangkannya. Dengan kisah ini, orang percaya diharapkan sesadar-sadarnya menyadari bahwa kita semua bukan berhadapan manusia yang fana, melainkan dengan Allah yang hidup. Ananias benar-benar putus nyawa dan tidak dapat merampungkan destiny dengan cara yang amat konyol.

2. Kisah Para Rasul 8:18-24. Simon, seorang mantan penyihir di kotanya, yang sebelumnya memiliki banyak pengikut, setelah bertobat maka ia menjadi seorang pengikut Kristus. Namun kedagingannya masih belum tertanggulangi. Ini dibuktikan ketika ia melihat para rasul mendemonstrasikan kuasa Roh Kudus, maka bangkitlah egonya untuk kembali menginginkan pujian dan sorotan banyak orang seperti yang dulu pernah dinikmatinya dengan mencoba menukarkan sesuatu yang ilahi dan kudus dengan sejumlah uang. Niat jahatnya segera diketahui oleh Petrus dan Simon mendapat teguran yang amat keras karena kepahitan telah meracuni hatinya. Petrus memperingatkan Simon bahwa ia bahkan bisa kehilangan bagian (destiny) yang Tuhan sediakan, jika Simon tidak segera bertobat. Bersyukur Simon segera merespon dengan benar.

Masih ada satu bulan terakhir untuk mempersiapkan diri kita sebaik-baiknya memasuki tahun 2012, masa puncak segala sesuatunya. Belajar untuk semakin tahu diri dan mencintai didikan Tuhan lebih daripada apapun juga. Mengejar hati-Nya lebih daripada berkat apapun yang tersedia. Mengingini Pribadi-Nya lebih daripada perkara apapun yang bisa terjadi. Dan kita akan menjadi semakin kuat di garis akhir bersama dengan Roh-Nya yang amat berharga. Finish Strong!

Sang Raja & Pengemis Tua

Adalah seorang raja di sebuah negeri yang jaya. Raja tersebut baru saja naik tahta setahun yang lalu. Ia ingin mengetahui dan meneliti lebih jauh mengenai kehidupan negerinya tanpa terganggu oleh protokoler istana, sehingga diputuskanlah untuk menyamar menjadi seorang pengemis supaya mampu melaksanakan itikadnya dengan maksimal. Dan seketika itu juga raja keluar dari istananya dengan penyamaran dan kostum pengemisnya.

Segera ia menemukan komunitas para pengemis di sebuah sudut kota. Sambil melakukan tugas penyamaran dan penelitiannya, sang raja juga bergaul karib dengan seorang rekan sesama pengemis, seorang bapak tua yang telah menjadi pengemis hampir seumur hidupnya. Untuk sekian bulan lamanya, sang raja merampungkan semua tugasnya dengan hasil yang tak terduga. Ia kembali masuk ke istananya dan segera naik ke tahtanya lagi. Di hatinya terdapat banyak keputusan untuk banyak pejabat yang telah diselidikinya selama masa penyamarannya tersebut. Para pejabat yang dinilai korup dan jahat segera dijatuhi hukuman dengan bukti yang tak dapat disangkal. Sementara para pejabat yang dinilai setia dan jujur dianugerahi berbagai hadiah dan promosi yang sepadan.

Selesai membenahi segala sesuatunya, sang raja teringat dengan sahabat karibnya yang tinggal di lorong kumuh tempat pengemis tua itu tinggal. Segera diperintahkan kepada bawahannya untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan dalam segala kemuliaannya is hendak menemui sahabat tuanya itu.

Sesampainya di lorong kumuh yang dimaksud, sang raja segera menemui pengemis tua itu. Sahabatnya tentu takkan mengenali raja tersebut karena penampilan yang dikenalnya dulu tentu jauh berbeda dengan kemuliaan yang ditampilkan sang raja di depan matanya saat itu. Dengan rendah hati sang raja memberitahukan jati dirinya dan pengemis tua itu begitu terkejut serta memohon ampun atas kelalaiannya. Tentu sang raja sangat memakluminya.

Kini pengemis tua itu sudah mengetahui siapa sesungguhnya sahabatnya itu. Raja bertanya kepadanya, "Mintalah apa saja yang kamu mau, sahabatku. Aku dalam segala kemuliaanku akan memenuhi apapun yang kamu inginkan." Pengemis tua itu tertegun dan merenung cukup lama untuk membalas kesempatan emas dari sahabatnya itu. Dan setelah menghela nafas sejenak, bapak tua ini menjawab, "Hanya satu permintaanku, dan mohon jangan kau tolak, ya rajaku. Aku meminta supaya persahabatan kita tetap ada untuk selama-lamanya."


Tuesday, November 29, 2011

Jurnal SHRK 12.2011 - Hari ke-2

Sesi hari ini diawali dengan sebuah penglihatan dimana ada begitu banyak orang yang pada tangan mereka ada seekor burung merpati. Di antara begitu banyak orang tersebut, ada sebagian yang memperlakukan burung merpati tersebut dengan sangat baik, membelai dengan lembut dan sangat menghargai. Ada pula yang mempermainkannya dengan sedemikian rupa sehingga burung merpati tersebut kelihatan sangat menderita. Ada juga yang langsung melepas burung merpati tersebut dan dengan cepat menggantikan dengan berbagai materi yang dianggapnya berharga padahal fana.

Burung merpati tersebut melambangkan destiny kita. Dan Tuhan sedang memperlihatkan cara anak-anak-Nya memperlakukan destiny yang diberikan kepada masing-masing kita. Ada yang akhirnya benar-benar mencapai puncak takdirnya, namun jauh lebih banyak yang kehilangan destiny yang sedemikian ajaib yang Tuhan sudah rancangkan bagi masing-masing anak-anak-Nya. Tahun 2012 adalah tahun puncak segala-galanya. Puncak segala kejahatan, juga puncak kekudusan. Puncak segala kecemaran, juga puncak perkenanan. Saat itulah destiny setiap orang akan menjadi nyata. Begitu juga dunia dan Gereja Tuhan akan menemukan destiny masing-masing.

Kali ini kita belajar dari kehidupan Nabi Yunus, seorang hamba-Nya yang seharusnya memiliki destiny yang demikian ajaib namun tidak mencapai penggenapannya. Nama Yunus sendiri artinya adalah burung merpati. Namun sebagai seorang nabi Allah, Kitab Yunus bahkan hampir tidak memiliki nubuatan yang seharusnya dimiliki sebagai seorang nabi sejati. Yunus sendiri akhirnya digolongkan sebagai nabi-nabi minor, segolongan dengan Amos, Nahum dan Mikha. Padahal seharusnya Yunus termasuk golongan nabi-nabi mayor, sejajar dengan Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel.

Paling tidak ada 3 hal yang menunjukkan bahwa Yunus seharusnya ada digolongkan sebagai nabi-nabi mayor:

1. Ketika Yunus dicampakkan ke laut, maka dalam seketika laut menjadi teduh dan semua orang yang ada di kapal menjadi takut dan percaya kepada Allah Jehova hingga mereka semua mengikrarkan nazar untuk mengabdi kepada Allah Jehova selamanya. - Yunus 1:15-16

2. Sekali berkotbah, seluruh Niniwe dari raja, rakyat bahkan sampai seluruh binatangnya ikut berkabung, berpuasa selama 3 hari tidak makan dan minum. Tidak ada nabi lain yang menyampaikan Firman-Nya sampai bahkan binatang pun ikut berkabung. - Yunus 3

3. Bahkan ketika para ahli Taurat dan orang-orang Farisi meminta tanda kepada Yesus, Beliau hanya menyebutkan Tanda Yunus. Dari sekian banyak nabi-Nya, hanya Yunus yang dijadikan tanda oleh Yesus. - Matius 12:38-42

Namun Yunus yang seharusnya sedemikian "mayor" akhirnya menjadi begitu "minor" dan kehilangan destiny-nya yang begitu ajaib karena beberapa hal berikut:

1. "Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." - Yunus 1:3. Bahwa Yunus lari (kabur) menjauh dari kehendak Tuhan yang sempurna. Ia dengan sadar dan sengaja tidak mengindahkan kehendak Tuhan. Orang percaya yang takdirnya hendak digenapi tidak menolak apapun yang Tuhan sodorkan dalam kehidupannya, sekalipun hal itu sangat tidak mengenakan dan menyakitkan bagi daging dan ego kita. Dan jika kita tidak dapat menerima apapun yang Tuhan sodorkan, jangan harap kita dapat menjadi hamba-Nya.

2. "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku." - Yunus 2:2. Bahwa Yunus hanya peduli dengan apa yang menjadi masalahnya, BUKAN apa yang menjadi masalah Tuhan. Mentalitasnya adalah "asal aku diberkati", "asal bukan aku yang dirugikan", "asal aku aman dan tinggal tenang." Doa Yunus pasal 2 sangat bertolak belakang dengan doa Daud di Kitab Mazmur pasal 51. Tidak ada pertobatan yang dihasilkan dari doa dan hatinya Yunus, sekalipun Tuhan telah menghajarnya. Kebebalan dan keegoisan Yunus melumpuhkan rohnya untuk mencapai puncak takdirnya.

3. "Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: 'Selayaknyalah aku marah sampai mati.'" - Yunus 4:9. Bahwa Yunus merasa "layak" dan tidak pernah mau menyadari bahwa segala sesuatunya hanya karena anugerah dan ada kedaulatan Tuhan yang mutlak yang harus ditaati. Orang percaya harus ekstra hati-hati dengan sikap hati yang merasa "layak" ini. Doa yang dijawab, kebutuhan yang dipenuhi bahkan keistimewaan yang boleh dinikmati TIDAK OTOMATIS menjadi jaminan bahwa hati Tuhan berkenan kepada orang tersebut.

Tuhan adalah Pribadi yang setia, namun rencana dan rancangan-Nya sangat mungkin berubah tergantung bagaimana kita meresponi-Nya sejak awal hingga akhir. Dalam perkara Niniwe, Tuhan membatalkan rancangan maut-Nya. Begitu pula rencana Tuhan untuk mengokohkan tahta Saul, dibatalkan karena Saul berubah setia. Dalam hal ini, kita sebagai orang percaya dituntut untuk tetap setia dan tidak jemu-jemu berbuat apa yang menjadi bagiannya masing-masing sampai Tuhan menggenapi semua destiny kita.

Jurnal SHRK 12.2011 - Hari ke-1

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." - Galatia 6:9

Betapa pentingnya untuk Finish Strong! Betapa pentingnya untuk tidak menjadi lemah, apalagi menjelang garis akhir dan memasuki masa yang baru. Karena tuaian hanya dapat dilakukan saat kita tetap kuat. Dalam perjalanan iman kita, visi yang kita dapatkan akan melalui sebuah tahap dimana visi tersebut akan kelihatan mati, akan kelihatan mustahil untuk terwujud karena keadaan yang terjadi saat ini. Namun saat kita memilih untuk tidak menjadi lemah dan tetap kuat di dalam Tuhan, pada saatnya apa yang kelihatan sudah mati pasti akan dihidupkan kembali.

Dan untuk mencapai garis akhir dengan kuat, setiap orang percaya harus menyadari sebuah muslihat yang bahkan menyebabkan Lucifer, yang awalnya adalah seorang malaikat yang demikian indah dan ajaib berubah menjadi iblis yang demikian mengerikan.

Simaklah kisah di Kitab Bilangan pasal 25. Dikisahkan bahwa bangsa Israel jatuh dalam perzinahan dengan perempuan-perempuan Moab dan berpasangan dengan Baal-Peor di Sitim. Karena dosa besar itu, murka Tuhan bangkit dan mengakibatkan dua puluh empat ribu nyawa melayang. Ada pun "tersangka" utama yang akhirnya dihukum ialah Zimri bin Salu - pemimpin salah satu puak orang Simeon dan Kozbi binti Zur - putri seorang kepala puak di Midian. Ada pun arti nama-nama tersebut: Baal - master atau tuan; Peor - gap atau celah; Zimri - make music atau sanjungan; Salu - value atau nilai yang berbobot dan Kozby - palsu, penipuan dan penyesatan.

Zimri bin Salu adalah gambaran orang percaya yang memulai dengan baik. Gambaran orang percaya yang menyanjung / menyembah Tuhan dengan suatu nilai yang berbobot. Namun di tengah perjalanan imannya, ia disesatkan oleh hatinya sendiri dan pada akhirnya penyembahan yang dilakukan menjadi menyimpang dan menimbulkan celah untuk jatuh dan menjadi lemah. Orang percaya tidak boleh membiarkan hayatnya yang kudus menjadi bocor dan jatuh dalam penyesatan sehingga melemahkan kehidupannya. Bukankah yang Tuhan kehendaki adalah kita semua menuai pada waktunya?

Apa yang Tuhan kehendaki di detik-detik terakhir adalah bahwa anak-anak-Nya tetap setia dan kuat, tidak menjadi kecewa dan lemah dalam pertandingan iman ini dengan tidak jemu-jemu melakukan apa yang menjadi bagian dan tanggung jawabnya masing-masing. Tuhan menyertai kita semua BUKAN untuk meniadakan pertandingan yang sedang berlangsung atau menggantikan diri kita sehingga kita berhenti bertanding. Namun penyertaan-Nya untuk menguatkan kita sekalipun dalam kelemahan kita tidak undur dari persekutuan dalam kematian-Nya sehingga kita memperoleh bagian dalam kebangkitan-Nya.

Monday, November 7, 2011

Tanggung Jawab Yang Ekstrim

"Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu." ... Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan." - Ibrani 12:18-29

Kegoncangan demi kegoncangan akan kita hadapi terutama mulai tahun 2012 nanti. Dan di dalam Tuhan, kita akan semakin terbukti bahwa kitalah generasi yang tak tergoncangkan. Namun untuk menjadi generasi yang tak tergoncangkan tidaklah mudah, ada syaratnya. Sadarilah kelemahlembutan dan kasih Tuhan yang tak berkesudahan adalah salah satu sisi-Nya yang menyenangkan. Namun ketegasan, kekudusan, dan kemuliaan-Nya bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan. Ada kalanya Tuhan bagai sebuah gunung yang tak dapat disentuh karena protokoler-Nya yang sedang teraktivasi. Dan barangsiapa melanggar, bahkan binatangpun akan dirajam sampai mati. Semua hamba-Nya telah menyaksikannya, dari Musa, Harun, Daud, Uza yang juga harus mati, hingga Ananias & Safira di zaman awal Gereja.

Ada tanggung jawab yang berat, jika kita tidak mau menyebutnya dengan sebutan ekstrim, yang harus ditanggung Gereja bersama dengan Roh Tuhan. Tanggung jawab ini bukan sekedar prioritas, namun memiliki urgensi besar karena waktu yang amat singkat. Pekerjaan yang besar, yang hanya bisa dikerjakan oleh mereka yang disebut jemaat anak-anak sulung - generasi yang memiliki kemampuan untuk mewarisi yang besar dari Tuhan. Generasi yang bukan sekedar tidak memikirkan dirinya sendiri, namun melakukan DENGAN TEPAT apa yang Tuhan mau, TANPA menjadi kecewa bahkan menolak Dia. Generasi yang lebih memilih didikan Tuhan daripada berkat-berkat-Nya. Memilih untuk mendengar daripada didengar.

Sisi "kelam" Tuhan memang sulit dimengerti dan sering menimbulkan kesalahpahaman. Dan kesalahpahaman dapat menjadi awal kekecewaan kita terhadap Dia. Namun ketahuilah bahwa semua pahlawan-Nya harus berhadapan dengan sisi "kelam" tersebut SAMPAI SELESAI. Yusuf menjadi budak dan bahkan dipenjara sebelum memenuhi takdirnya. Begitu juga Daud yang harus menghadapi kejaran Saul. Bahkan Tuhan Yesus yang harus disalib dan DITINGGALKAN BAPA. Mereka tidak menjadi kecewa dan menolak Allah, bahkan kemuliaan Tuhan menjadi nyata dalam kehidupan mereka dan kemuliaan mereka pun menjadi menjadi nyata dengan segera.

Thursday, November 3, 2011

Jurnal SHRK November 2011 - Hari ke-3

Ada banyak fenomena Tuhan yang begitu mengagumkan yang terjadi dan terus terjadi di bangsa kita. Sebuah rumah singgah di Jawa Timur yang terdiri dari anak-anak kecil dan para pengajarnya semua perempuan menjadi berkat yang amat luar biasa bagi penduduk di sekitar. Ada begitu banyak yang dikunjungi Tuhan Yesus secara pribadi.

Adalah seorang ibu yang selalu lewat di depan rumah singgah tersebut setiap ia hendak menuju ke tujuannya. Dan setiap ibu tersebut melewati rumah singgah itu, selalu bersikap membungkuk dan tersenyum ke arah depan rumah singgah. Sampai suatu ketika anak dari ibu tersebut sakit demam dan sudah seminggu lamanya menderita. Setelah ke berbagai dokter dan tidak kunjung sembuh, sang ibu teringat dengan rumah singgah yang sering dilewatinya. Dan segera diajak anaknya yang demam ke rumah singgah itu. Sesampainya di sana, ibu tersebut mengutarakan maksud kedatangannya. Semua pengajar di sana keheranan karena tidak ada satu pun yang kenal dengan sang ibu dan anaknya juga tidak pernah berkunjung ke rumah singgah itu.

Sang ibu menjawab, "Setiap kali saya lewat rumah ini selalu ada seorang Anak muda yang tampan dengan rambut berwarna emas tersenyum ramah menyapa saya. Anak muda tersebut selalu berkata bahwa jika saya memiliki kesulitan untuk jangan ragu datang ke sini." Maka sadarlah semuanya bahwa itu Tuhan. Bahkan tidak jarang anak-anak di rumah singgah itu bertemu Tuhan dengan cara-cara yang unik. Pernah pula mereka diajak menari, padahal saat itu mereka disuruh belajar. Seorang kakak pengajarnya keheranan dan bertanya alasan semua anak tersebut menari, jawab mereka, "Itu tadi Om yang rambutnya panjang & pirang itu mengajak kami menari."

"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." - Matius 16:17-19

Akan berbagai semua fenomena yang mentakjubkan itu dan yang akan terus terjadi di hari-hari mendatang, bagaimana kita sebagai Gereja Tuhan harus bersikap dan mempersiapkan diri? Tuhan mengatakan bahwa di atas batu karang Beliau akan mendirikan jemaat-Nya. Jadi Gereja bukan dilahirkan saja namun juga DIBANGUN. Kata "dibangun" mengandung proses Tuhan yang harus dilalui oleh setiap kita. Gereja yang dibangun meliputi:

To increase the potential - Ada benih atau potensi ilahi yang sudah tertanam di dalam setiap kita sebagai jemaat-Nya dan hal itu harus dikembangkan melalui sebuah proses untuk menjadi besar. Dan tidak jarang proses yang harus dilalui itu bersifat pemaksaan. Karena tidak semua potensi yang ada di dalam pasti kita sukai. Namun yang paling mengerti potensi tersebut adalah Tuhan sendiri. Jadi mintalah dengan tulus supaya Tuhan paksakan kehendak-Nya dalam hidup kita dan kita akan melihat kemuliaan-Nya menjadi semakin nyata.

To grow in wisdom and mercy - Gereja bukan sekedar memiliki hikmat dan kecerdikan yang luar biasa, namun juga memiliki belas kasihan seperti Kristus. Dan untuk keduanya ada, sungguh juga membutuhkan proses Tuhan yang besar dan panjang. Dilahirkan kembali adalah satu hal, bertumbuh hingga menjadi pribadi yang berhikmat dan berbelas kasihan itu adalah hal yang berbeda. Gereja tidak diharapkan hanya memikirkan dirinya sendiri, namun jadi berkat dan jadi korban bagi orang lain dengan belas kasihan yang dari Tuhan.

To increase multiplication and prosperity - Gereja dipanggil untuk memerintah bersama dengan Tuhan. Untuk memenuhi tujuan ini, Tuhan memproses kita semua untuk menjadi besar dan kaya yang pada akhirnya terus membangun Kerajaan Allah di bumi. Seorang pengusaha Kristen sukses diminta untuk sharing mengenai rahasia suksesnya kepada banyak pengusaha Kristen dan berbagai hamba Tuhan. Dia berkata, "Selama pendeta (gembala) di gereja saya memiliki visi dan rencana yang gila, saya akan sukses. Semakin gila dan tidak masuk akal visi dan rencananya, semakin sukses usaha saya." Pengusaha ini percaya bahwa Tuhan berdaulat penuh dan ia sadar bahwa kekayaan yang ada padanya bukan untuk dirinya sendiri namun untuk pekerjaan Tuhan. Dan ia dengan pantas memposisikan dirinya untuk menjadi mitra Tuhan yang dapat dipercaya.

Wednesday, November 2, 2011

Om Tjipto Di Balai Samudera - 1 November 2011

Ini kesaksian seorang saudari di PMK Parahyangan,

Kemarin saya ikut ibadah SHRK di Balai Samudera, Jakarta. Luar biasa. Di mana-mana, dari seluruh pelosok tanah air ribuan orang datang ke Tuhan. Tapi yang paling berkesan adalah ketika Om Tjipto sharing. Beliau langsung berkata, "Hati-hati! Jangan bangga! Saya sudah ngomong lho ya, jangan bangga."

Lalu beliau cerita ketika beberapa minggu yang lalu bahwa beliau seharusnya sudah meninggal. Bangun tidur, tiba-tiba tidak bisa bergerak karena lumpuh. Begitu juga ketika hendak duduk tidak bisa dan jatuh. Dan ketika ingin kencing dan pergi ke kamar kecil juga tidak bisa. Beliau berdoa, "Tuhan, aku gak mau ngompol. Aku gak bisa gerak gak papa. Aku gak bisa duduk juga gak papa. Tapi aku gak mau ngompol."

Selama beliau sharing yang cuma singkat itu, air mata saya terus mengalir. Saya hanya memandangnya sambil terharu dan tersentuh sekali. Padahal beliau sharing dengan amat santai sambil ketawa-ketawa. Tapi air mata saya mengalir terus. Saya bisa melihat ketulusan beliau di hadapan Tuhan. Benar-benar apa adanya. Rendah hati. Di saat menyadari dirinya hanya manusia biasa yang sedang tidak berdaya. Dan kata-katanya ke Tuhan itu sungguh lahir dari hatinya yang terdalam. Menyaksikan sikap hati yang seperti itu, benar-benar sangat menguatkan saya.

Usianya sudah cukup lanjut, hampir 77 tahun. Saat itu beliau berkata bahwa beliau sudah lumpuh total, tidak bisa merasakan apapun. Matanya bengkak dan kencingnya darah. Sorenya tiba-tiba beliau merasa ada kekuatan yang mengalir dari kepala ke seluruh tubuh. Lalu dia merasa segar kembali. Tiba-tiba sudah bisa bergerak, bisa duduk tanpa jatuh, bisa berdiri dan berjalan secara normal lagi. Matanya mendadak kempis. Kencingnya yang tadinya darah, mendadak juga normal. Luar biasa Tuhan kita! Siapakah manusia, sehingga kita mau bermegah?

Om Tjipto juga bilang, "Hati-hati. Jangan sekali-kali bilang bahwa kamu sudah berbuat ini dan itu, tapi merasa berhak mengeluh kenapa kok begini? Kenapa kok harus mengalami ini?" Beliau tidak pernah mempertanyakan Tuhan. Tidak pernah tanya kenapa kok begini, kok begitu. Dia mensyukuri apapun yang terjadi, Nggelinding Wae! Itu istilahnya Om Tjipto, mengalir saja.

Jurnal SHRK November 2011 - Hari ke-2

Hari ini adalah tanggal 1 November 2011, 5 kali angka 1 dan tidak ada angka lain, menandakan Kairos anugerah Tuhan atas hidup kita dan Gereja-Nya di Indonesia untuk mengembalikan semua tuaian dan jarahan dari 33 provinsi kepada Tuhan dan dalam 10 hari ke depan pada tanggal 11 November 2011, Indonesia akan mulai mengalami lawatan-lawatan besar dan dahsyat! 10 hari yang sama ketika para Rasul menantikan pencurahan Roh Kudus di upper room di Yerusalem, sampai 3.000 orang dibaptis saat itu juga, demikian hal itu akan terjadi bahkan lebih dahsyat lagi.

Ada dua hal yang perlu digarisbawahi dalam prosesi penyerahan ini. Yang pertama bahwa ini adalah awal dari gelombang lawatan yang ke-2 yang jauh lebih besar dan tidak pernah ada sebelumnya yang akan terasa benar mulai Januari 2012. Dan yang ke-2 adalah pengembalian hasil akhir dari kerja semua Bahtera pada perayaan Sumpah Pemuda yang deklarasinya dikumandangkan oleh lebih dari 30 juta jiwa di 33 provinsi.

Prosesi pengembalian semua tuaian jarahan diawali oleh Imam Krestianto mentahirkan dan mendamaikan semua yang terlibat berikut dengan semua tuaian dan jarahannya. Dilanjutkan Raja Pekerja berdoa untuk para penuai dan tuaian supaya mengalami multiplikasi pelipatgandaan tanpa batas. Mempelai Susanty berdoa untuk meminta meterai pengesahan Tuhan turun untuk semua perkara yang diserahkan. Disambung Raja Agung yang meletakkan mahkota di atas semua tuaian dan jarahan dan berdoa deklarasi bahwa Kerajaan Tuhan yang berdaulat utuh atas Indonesia. Sementara Panglima Iin berdoa memohon Api Tuhan dan lawatan-Nya kuat melanda ke 33 provinsi. Dan terakhir Engkong Pilar mengembalikan semuanya dan memeteraikan secara final.

Pesan Kotbah Keenam Hamba-Nya

Ev. Yusak Tjipto Purnomo:
Jangan sampai ketinggalan karena BANGGA terlibat dalam kegerakan Tuhan. Terus jaga sikap hati atas waktu yang demikian singkat ini. Masa 2012 dan selanjutnya tidak bisa lagi dilalui dengan berjalan dan berlari, semua harus terbang bersama dengan Tuhan. Berdoa dari sehari ke sehari supaya Tuhan pakai terus sampai garis akhir dan fokuslah kepada Tuhan dan bukan teralihkan karena perkara-perkara lain.

Ev. Nany Susanty:
"Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang. Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam." - Maleakhi 4:1-3

Sebelumnya mendapat penglihatan mengenai bola-bola api yang melanda dan memenuhi Indonesia. Dan Kitab Maleakhi pasal 4 berbicara mengenai Hari Tuhan yang dahsyat. Bahwa ketika saat itu datang seperti nyala perapian dan membakar semua jerami kefasikan. Namun bagi kita yang berlindung di dalam bahtera-Nya, Api Tuhan adalah surya kebenaran yang membawa pemulihan dan pembalikkan keadaan. Sehingga kita terus dibawa terbang sampai garis akhir. Hari Tuhan itulah yang dimaksud dengan a period of opportunity yang harus dipergunakan sebaik-baiknya.

Pdt. Petrus Hadi Santoso:
"Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, ... Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!" - Mazmur 137:1-6

Ini adalah Mazmur orang-orang buangan yang mengenang kemanisan Sion dan Yerusalem saat pembuangan di Babel. Karena tertawan mereka menjadi lesu dan menggantungkan kecapi. Mereka ditawan, namun harus menyanyikan nyanyian sukacita. Demikian pula kita, bahwa dalam keadaan apapun, ketika karakter kita dibentuk, Mazmur harus tetap keluar dari mulut kita. Lawatan dan tuaian besar akan terjadi, namun proses pembentukan karakter tidak bisa kita tolak.

"Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah." - Wahyu 15:2

Para pemenang yang telah menang atas segalanya pada mereka ada kecapi Allah yang TIDAK TERGANTUNG di pohon.

Pdt. Petrus Agung Purnomo:
"Ketika Sanbalat dan Tobia dan Gesyem, orang Arab itu dan musuh-musuh kami yang lain mendengar, bahwa aku telah selesai membangun kembali tembok, sehingga tidak ada lagi lobang, walaupun sampai waktu itu di pintu-pintu gerbang belum kupasang pintunya, maka Sanbalat dan Gesyem mengutus orang kepadaku dengan pesan: "Mari, kita mengadakan pertemuan bersama di Kefirim, di lembah Ono!" Tetapi mereka berniat mencelakakan aku. Lalu aku mengirim utusan kepada mereka dengan balasan: 'Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku meninggalkannya dan pergi kepada kamu!'" - Nehemia 6:1-3

Panggilan untuk berkompromi hendak menjebak, namun Nehemia mengerti bahwa inilah a period of opportunity yang tengah ia kerjakan, suatu pekerjaan besar dan ia tidak bisa datang. Dalam bahasa Inggris disebutkan, "I cannot GO DOWN!" Kita harus GOING UP, terbang dengan sayap anugerah yang Tuhan sudah sediakan bagi kita, yang perlu kita lakukan adalah mengembangkan iman kita sesuai dengan kehendak Roh-Nya yang kudus! Sebuah periode memiliki awal dan ada tutup akhirnya. Jadi sebelum periode besar ini berakhir, kita tidak boleh berhenti. No Time For Nonsense!

Ev. Iin W Tjipto:
Musuh dipakai Tuhan untuk meneguhkan destiny kita! Bahkan dalam keadaan yang kelihatan kacau sekalipun, ucapan musuh dipakai Tuhan untuk membalikkan keadaan. Bahwa kitalah tentara Allah, yang semakin lama semakin besar jumlahnya, semakin kaya kekayaannya dan akan menguasai Indonesia. Dan bagian kita hanyalah mengaminkannya. Amin!

Ev. Daniel Krestianto:
Ketika impian belum kunjung menjadi kenyataan, maka kekecewaan mengancam. Singkirkan semua kekecewaan sebelum telanjur mengugurkan iman kita. Padahal masa-masa ini yang dibutuhkan hanyalah soal iman. Terus introspeksi diri kita. Miliki sikap hati bahwa kitalah yang mengikuti Tuhan dan bukan Tuhan yang mengikuti kita.

Pada tanggal 11 November 2011 siapkan iman kita dengan benar. Bahkan seorang paranormal mengerti bahwa Indonesia akan diserahkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan akan mengalami sesuatu yang besar mulai tanggal tersebut.

Tuesday, November 1, 2011

2015 - Masa Final

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, waktu Pengangkatan Gereja (Rapture) merupakan hal yang paling misterius dan amat menarik untuk dibahas dan diselidiki. Padahal Tuhan telah berfirman bahwa hal itu hanyalah milik Allah Bapa saja. Namun kita tak dapat menutup mata bahwa kesudahan akan semuanya ini akan tiba dalam waktu yang sangat singkat. Memang kita tidak mengetahui kapan buah itu jatuh dari pohonnya, namun musim menuai tampak jelas di depan mata.

Entah bagaimana saya dapat menjelaskannya dengan baik dan benar bahwa jangka 2012 hingga 2015 adalah tahun-tahun penentuan bagi Gereja Tuhan dan dunia. Dan saya menganggap tahun 2015 merupakan puncak acara yang ditutup dengan Pengangkatan Gereja sebelum dilanjutkan dengan babak baru yaitu Masa Pemerintahan Antikristus dan Kerajaan Seribu Tahun. Berikut ini adalah beberapa (teori) pemikiran yang menjadi pertimbangan bahwa tahun 2015 merupakan tahun final. Disebut final karena dianggap sebagai tahun dimana kejadian pengangkatan Gereja Tuhan secara korporat akan terjadi. Tulisan ini masih amat kasar dan penuh dengan spekulasi, namun saya yakin bahwa beberapa (teori) pemikiran ini masih bisa menjadi pertimbangan bagi kita semua.

Indonesia Yang Hingga 70 Tahun Saja

Namanya Djuyoto Suntani, sekitar 4 tahun lalu membuat geger dengan prediksinya, dan tahun 2008 prediksi tersebut dikenal secara luas melalui buku karangannya yang berjudul "Tahun 2015 Indonesia Pecah" dan isinya cukup menarik. Dijabarkan bahwa bubarnya Indonesia pada usia 70 tahun merupakan siklus yang ke-3 kalinya. Indonesia yang sekarang awalnya adalah Kepulauan Nusantara yang awalnya terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil hingga pada abad ke-6 dan ke-7 Masehi dipersatukan dalam sebuah pemerintahan yang kuat bernama Kerajaan Sriwijaya. Namun tak lama setelah mencapai zaman keemasannya - sekitar 70 tahun berdiri - Kerajaan Sriwijaya mengalami perpecahan hebat. Dan Kepulauan Nusantara kembali menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Tujuh abad kemudian, sekitar abad 13 muncul sebuah kerajaan yang lebih hebat dan sangat legendaris, yang mampu mempersatukan, bukan saja Kepulauan Nusantara, namun berpengaruh hingga ke China dan Mongolia, itulah Kerajaan Majapahit. Usianya pun tak jauh beda dengan Kerajaan Sriwijaya, sekitar 70 tahun juga. Dan setelah itu kekuasaannya terpecah menjadi berbagai kerajaan. Hingga akhirnya tujuh abad berikutnya, di abad ke-20, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, Kepulauan Nusantara secara hukum dipersatukan kembali dalam satu pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 70 tahun setelah tahun 1945 jatuh di tahun 2015. Dan Indonesia disebut karena Indonesia adalah Ujung Bumi (tepatnya Papua) yang dimaksud Tuhan dan ditetapkan menjadi awal dari Penuaian Besar & Gelombang Akhir sampai kembali ke Yerusalem.

7 Tahun Kelimpahan Yang Berakhir Di 2015

Tepatnya tanggal 27-28 September 2008, pasar saham Dow Jones anjlok sebanyak 777,68 poin. Hari itu juga bertepatan dengan perayaan Rosh Hashanah 5769 (Tahun Baru Yahudi). Dunia mengalami krisis ekonomi untuk keenam kalinya, setelah yang pertama terjadi di tahun 1928 dan krisis Asia 1997-1998 dihitung sebagai yang ke-5. Sebagai informasi tambahan, semua krisis tersebut dimulai di hari Senin.

Melihat fenomena tersebut, seorang nabi-Nya diberi pengertian oleh Tuhan bahwa sejak saat itu, seluruh kekuatan ekonomi dan kuasa dunia digeser oleh-Nya dari tangan orang-orang dunia kepada otoritas gereja yang berkenan terhadap kedaulatan-Nya. Selanjutnya, gereja-gereja tersebut akan berperan sebagai Yusuf-Yusuf di Akhir Zaman selama 7 tahun masa kelimpahan, yang akan berakhir sekitar akhir September 2015. Sejak peristiwa Reformasi Gereja 1517 oleh Martin Luther, ekonomi dunia diserahkan kepada dunia sekuler selama 490 tahun (70 kali 7 masa) hingga tahun 2007. Saat itu pun merupakan puncak dari kejayaan "semu" ekonomi dunia, khususnya Amerika Serikat.

Pada 7 tahun kelimpahan tersebut dibagi dua tahap yaitu 3 tahun persiapan yang berarti akan berakhir di tahun 2011 ini dan 4 tahun penuaian hingga tahun 2015. Setelah semuanya itu, dunia akan memasuki Masa Kesengsaraan Besar yang dikenal juga dengan sebutan The Great Tribulations. Dan pada saat itulah kemungkinan pengangkatan gereja terjadi serta pemerintahan Antikristus ditegakkan.

Penglihatan Choo Thomas Akan Rapture

Di buku Surga Itu Nyata (Heaven Is So Real) disebutkan bahwa pada tahun 1996 Choo Thomas mendapatkan penglihatan akan Rapture dimana beliau melihat kedua cucunya yang saat itu masing berusia 1 tahun dan baru lahir beberapa waktu dan saat Pengangkatan Gereja keduanya telah menjadi remaja (teenage). Mari kita menghitung berdasarkan petunjuk kecil ini, bahwa cucunya yang termuda (yang lahir tahun 1996) menginjak masa remaja (teenage) dan usia remaja adalah 13-19 (thirteen - nineteen). 13 tahun setelah tahun 1996 adalah tahun 2009, itulah mengapa tahun 2009 banyak Gereja Tuhan menggembar-gemborkan Pengangkatan Gereja namun ditunda oleh Tuhan sendiri.

Namun entah mengapa saya meyakini bahwa penglihatan yang dialami Choo Thomas bukan penglihatan biasa, tapi sebagai sebuah janji Tuhan kepada kita semua. Batas akhir dari usia remaja (teenage) adalah 19 tahun. Dan 19 tahun setelah tahun 1996 adalah tahun 2015.

Pengeran William Dan Jati Diri Antikristus

Saat ini Eropa sedang dilanda krisis ekonomi massal dan tampaknya takkan surut hingga semua kerajaan di Eropa runtuh kecuali kekuasaan Vatikan & Monarki Inggris yang diyakini oleh sebagian orang percaya sebagai pasangan Sang Antikristus dengan Nabi Palsunya. Inggris merupakan bagian dari Uni Eropa, namun mata uang Pound Sterling tetap dipertahankan dan tidak dileburkan ke dalam Euro Dollar. Jadi kemungkinan saat ekonomi Eropa runtuh bersamaan dengan runtuhnya Babel, Inggris melalui kuasa Antikristus akan mulai menguasai Eropa & dunia.

Jati diri Pangeran William memiliki cerita dengan keunikan tersendiri. Seorang ilmuwan bernama dr. Joye berpendapat bahwa Sang Pangeran bukanlah seorang manusia normal, melainkan hasil kloning yang sukses antara sel telur Putri Diana dengan DNA dari Shroud of Turin (Kain Kafan Tuhan Yesus) yang sampai sekarang masih disimpan oleh Vatikan. Pangeran Charles yang jauh lebih mencintai Putri Camilla harus menikahi Putri Diana sebagai sebuah tugas yang harus diemban ketimbang untuk mewujudkan rasa cintanya. Sementara tekanan mental yang dirasakan Putri Diana bukan karena perlakuan Pangeran Charles yang dingin namun lebih karena identitasnya sebagai ibu yang melahirkan Sang Antikristus (sebuah nasib yang sama sekali bertolak belakang dengan Bunda Maria yang melahirkan Kristus).

21 Juni 1982 adalah hari kelahiran Pangeran William, tahun depan usianya genap 30 tahun dan di tahun 2015 usianya genap 33 tahun (usia yang diperkirakan sama dengan usia Tuhan Yesus menuntaskan tugas-Nya di kayu salib). Uniknya, menurut rumor, Ratu Elizabeth II yang masih memegang tahta, memiliki ambisi untuk memecahkan rekor sebagai penguasa monarki terlama yang saat ini rekornya masih dipegang oleh mendiang Kaisar Hirohito (memerintah selama 62 tahun & 13 hari). Ratu Elizabeth II memerintah sejak tahun 1952 dan baginya cukup menambah 1 tahun dari rekor yang ada sekarang menjadi 63 tahun maka setelah itu tahta Monarki Inggris diserahkan kepada penerusnya. 63 tahun setelah tahun 1952 adalah tahun 2015. Mungkin ini spekulasi yang bukan kebetulan.

Tahun Yobel Bagi Bangsa Pilihan

Perayaan Rosh Hashanah ditandai dengan peniupan sangkakala. Begitu juga saat Pengangkatan Gereja juga ditandai dengan peniupan sangkakala (shofar). Sangkakala ke-7 adalah tandanya. Namun karena setiap Rosh Hashanah sangkakala ditiupkan, tentu harus ada perayaan Rosh Hashanah yang memang menjadi tanda tetap akan waktu yang dimaksud.

Peristiwa Pengangkatan Gereja adalah karya pembebasan puncak dari Tuhan kepada umat-Nya, merupakan Masa Pembebasan (Yobel). Dan Masa Yobel berlaku ketika waktu berlalu sebanyak 7 kali Tahun Sabat (7 kali 7 tahun = 49 tahun). Negara Israel merdeka pada tanggal 14 Mei 1948, dan jika menghitung 49 tahun dari tahun 1948 adalah tahun 1997. Namun saat Israel berdiri sebagai negara yang berdaulat penuh, Kota Yerusalem belum kembali. Sampai tanggal 10 Juni 1967, setelah melewati Perang 6 Hari yang dramatis, Yerusalem direbut kembali hingga sekarang.

49 tahun dari 10 Juni 1967 maka seharusnya jatuh di tanggal 10 Juni 2016. Namun bangsa Israel menganut perhitungan bahwa 1 tahun = 360 hari. 49 tahun dikali 360 hari = 17.640 hari. Dan 17.640 hari setelah 10 Juni 1967 adalah tanggal 28 September 2015, tepat dimulainya perayaan Pondok Daun (Sukkot) 5776. Perayaan Sukkot dirayakan di hari ke-15 setelah perayaan Rosh Hashanah, mirip seperti perayaan Imlek dengan peringatan Cap Go Meh bagi bangsa China.

Pemaparan 5 (teori) pemikiran ini bukanlah patokan baku yang harus dipercaya secara mutlak. Karena kita tahu bahwa Tuhan memiliki pengukuran dan penghitungan yang hanya Beliau sendiri yang memahami. Namun pemikiran-pemikiran ini untuk mempertegas musim yang sedang berlangsung dan supaya kita semua semakin waspada dan berjaga-jaga bahwa waktunya memang sudah amat singkat. Tahun 2015 mungkin tidak akan terjadi seperti yang diduga, namun musimnya tampak jelas.

"Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." - Wahyu 20:15

Obat Anti Stress: Tips Naek Angkot

1. Pas naek angkot kaki duluan, baru tangan. Jangan pernah handstand di dalem angkot!

2. Kalo ditanya sopirnya, “Mau ke mana?” Jangan dijawab “Ke hatimu." Tolong jangan bikin supirnya galau!

3. Meskipun dia punya banyak duit seribuan, jangan cium tangan terus minta uang jajan sama sopirnya. Dia bukan bapak lo!

4. Walau kamu narsis, jangan sampe lo ajak supirnya foto bareng!

5. Nggak perlu dandan cantik deh soalnya cuma di FTV kita bisa nemu sopir angkot ganteng.

6. Jangan nanya pintu daruratnya di mana. Please jangan!! Ini jelas bukan pesawat.

7. Pas sopir mau pindahin gigi, gak usah sok-sok romantis genggam tangan dan tatap matanya!

8. Kalo ada yang malak dalem angkot, pura-pura tidur aja. Kemungkinannya kalo nggak dilewatin yah digamparin!

9. Kalo menerima uang kembalian, ucapkan: “Alhamdullillah yah, sesuatu banget.

10. Kalo duduk di belakang sopir, gak usah ngagetin dia dengan ngerangkul tutup matanya en bilang, “Tebak aku siapa?!”

11. Kalo mau nanya ongkos jangan pake kata “gan” ex: “Berapa ongkosnya, Gan?” Ingat! Ini bukan Kaskus.com

12. Sebelum naik, perhatikan plat nomernya, kalo RI 1 jangan dinaiki, kalo gak ingin digeplak Paspampres.

13. Jangan mau naik angkot yang pake bensin campur. Apalagi campur dorong. Capek bro!

14. Kalo lo cadel, ngomongnya "Stop!" aja, jangan "Kiri!", ntar diketawain supir angkot lagi!

15. Nyalain lagu Beyonce: turn the left, turn the left~~” saat mau berhenti.

16. Gak usah curhat ke sopirnya, siapa tahu doi lagi galau juga. Gak konsen nyetir dan akhirnya #ngeeeng #jegger! 
 
17. Tolong bayarnya pake uang, jangan pake alat sholat. Ini bukan ijab kabul!

18. Setelah sampai tujuan, ucapkan, “Kiri, Pir!” Jangan bilang, “Kiri, Beib!" Inget lho!!!

19. Berhentiin dulu angkotnya. Jangan naik pas angkot lagi ngebut!

20. Yang terakhir dan terpenting: Sepenuh apapun, jangan duduk di pangkuan supirnya. Pokoknya jangan!!

Jalan Menyempurnakan Panggilan

"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah." Ibrani 12:1-4

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus

Beberapa hari lalu Tuhan mengajarkan kepada saya jalan untuk menyempurnakan panggilan kita masing-masing supaya kita layak untuk dapat bukan sekedar masuk namun juga MENIKMATI Masa Daud dan Salomo yang ada di Level Raja-Raja. Saya sudah mendiskusikan pewahyuan ini dengan beberapa saudari yang telah memahami panggilannya masing-masing dan ternyata apa yang Tuhan wahyukan benar-benar sebuah kebenaran yang menyelamatkan.

Pada umumnya masing-masing di dalam diri kita ada keenam sisi panggilan tersebut: Pilar, Imam, Mempelai, Tentara, Raja & Pekerja. Namun setiap orang memiliki kadar yang berbeda di masing-masing sisi panggilan tersebut. Sebagai contoh, saya memiliki sisi panggilan yang paling kuat sebagai Raja, diikuti sisi Pilar, sisi Imam, sisi Tentara, sisi Pekerja dan yang paling lemah adalah sisi Mempelai. Kelemahan sisi Mempelai saya dibuktikan dengan sulitnya saya berjalan dalam kekudusan. Hidup kudus dalam berbagai tantangannya terutama dari keinginan mata amat sulit dan sangat butuh perjuangan ekstra bagi saya. Dan Tuhan telah memberi petunjuk-Nya, "Kamu mulai memperkuat sisi Mempelaimu supaya kamu layak untuk masuk pada level yang telah Kutunggu dan menerima jatah sesuai dengan kehendak-Ku."

Sesaat saya merasa petunjuk-Nya amat sulit bagi saya. Dan saya bersyukur Tuhan mengerti sehingga Beliau memberi petunjuk ke-2, "Kalau kamu merasa terlalu berat untuk memulai dari sisi Mempelai, kamu dapat memulai dari sisi Pekerja. Nanti setelah cukup, kamu kembali fokus ke sisi Mempelai untuk memperkuat keenam sisi tersebut." Jadi begini, kalau saya hendak memulai dengan sisi Mempelai saya itu akan cepat sampai kepada standard tertentu yang Tuhan tetapkan untuk bisa masuk dan menikmati Masa Salomo Level Raja-Raja tersebut, namun amat berat bagi saya. Alternatifnya, saya bisa memulai dari sisi Pekerja dengan jalan melakukan tanggung jawab sisi Pekerja dengan sepenuh hati, kerelaan, sukacita dan ucapan syukur tanpa kehilangan damai sejahtera. Sementara sisi Pekerja saya perkuat, sisi Mempelai akan ikut naik walau tidak setinggi ketika memulai dari sisi Mempelai. Jadi, memulai dari sisi Pekerja akan lebih ringan bagi saya daripada memulai dari sisi Mempelai, walau resiko untuk mencapai standard tersebut menjadi lebih lama, tapi ini merupakan jalan yang baik.

Hikmat memberikan alternatif lain yang lebih baik, yaitu memulai sekaligus sisi Mempelai dan sisi Pekerja dengan mempercayai bahwa anugerah-Nya pasti cukup untuk itu, maka saya akan jauh lebih cepat dan menjadi tak terhentikan untuk sampai kepada standard yang Dia mau.

Saya bagikan pewahyuan ini ke beberapa saudari yang di antaranya yang memiliki panggilan Raja namun paling lemah sisi Pekerjanya, yang ke-2 memiliki panggilan Tentara namun paling lemah sisi Rajanya dan yang ke-3 memiliki panggilan Raja namun paling lemah sisi Mempelainya. Berikut cerita ketiganya:

1. Saudari yang memiliki panggilan Raja dan memiliki sisi terlemah Pekerja berpendapat, "Pantas sejak dulu Tuhan sering berkata kepadaku: "Ayo kerja, jangan malas" ternyata Tuhan sedang mengejar aku untuk naik level lagi."

2. Saudari yang memiliki panggilan Tentara dan memiliki sisi terlemah Raja berpendapat, "Pantas sejak dulu Tuhan sering menyuruh aku baca Firman-Nya lebih banyak lagi dan belajar menyelidiki Firman-Nya. Dan aku memang malas untuk melakukan itu."

3. Saudari yang memiliki panggilan Raja dan memiliki sisi terlemah Mempelai berpendapat sambil tertawa, "Selama ini aku disuruh Tuhan doa pagi tapi aku paling susah bangun pagi, dan Tuhan sudah memberi peringatan bahwa aku takkan ketemu Dia kalau masih berdoa siang bukan berdoa pagi."

Dari ketiga bahkan empat kasus di atas, ternyata yang dikejar Tuhan untuk masing-masing kita adalah sisi terlemah kita, sisi yang paling malas untuk kita kerjakan dan tekuni. Sisi yang paling sering kita hindari untuk kita taati. Tuhan juga memberikan pengertian dan alasan atas hal ini, "Level Raja-Raja amat menakjubkan sekaligus mematikan! Kalau sisi terlemah masing-masing anak-anak-Ku tidak diperkuat sampai standard tertentu, maka hasilnya adalah kebinasaan! Aku tidak mau mereka yang telah setia, namun jerih lelahnya sia-sia, sementara masih terlalu banyak yang hendak Aku tunjukkan dan tugaskan kepada anak-anak-Ku! Pada Masa Keemasan Daud dan Salomo ini, tidak ada waktu bagi anak-anak-Ku untuk jatuh seperti hamba-Ku Daud jatuh dengan Batsyeba, juga tidak ada ruang bagi mereka gagal seperti Salomo!"

Saya berharap pewahyuan ini memberkati kita semua dan dalam anugerah-Nya kita sampai kepada standard yang Dia kehendaki bahkan sampai memiliki 6 sisi panggilan dengan sempurna sekaligus masuk menikmati Masa Keemasan dan Kejayaan Daud & Salomo, TANPA kehilangan keselamatan kita.

Jurnal SHRK November 2011 - Hari ke-1

"Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua." - Pengkotbah 9:11

"I returned and saw under the sun that the race is not to the swift nor the battle to the strong, neither is bread to the wise nor riches to men of intelligence and understanding nor favor to men of skill; but time and chance happen to them all." - Amplified Version, Pengkotbah 9:11

Jadi Firman menjelaskan bahwa kemenangan perlombaan, keunggulan perjuangan, roti, kekayaan dan karunia lebih ditentukan oleh waktu dan kesempatan dan BUKAN karena keunggulan yang disebabkan kemanusiawian dunia. Kesempatan yang dimaksud adalah semacam periode dari serangkaian kesempatan (period of opportunity) yang tersedia yang memang seharusnya terjadi sesuai dengan rencana Tuhan.

Perhatikan kisah Perempuan Sunem yang telah kehilangan rumah dan ladangnya ketika ia sekeluarga kembali dari negeri Filistin di mana mereka mengungsi dari bencana kelaparan selama 7 tahun (2 Raja-Raja 8:1-6). Ia sekeluarga pergi mengungsi atas dasar perintah Tuhan melalui nabi-Nya, Elisa. Saat kembali dan mendapati rumah dan ladangnya dirampas, ia segera menghadap raja Israel, yang saat itu sedang membicarakan Perempuan Sunem itu dengan Gehazi (bujangnya Elisa). Semuanya kelihatan begitu "kebetulan" dan sempurna sampai-sampai bukan sekedar rumah dan ladangnya yang dikembalikan melainkan juga semua hasil ladang selama ia mengungsi. Ada jaminan Tuhan ketika ia mentaati nabi-Nya untuk pergi mengungsi.

Pertanyaannya, dari manakah semuanya itu diterima oleh Perempuan Sunem itu? Bahwa ia memperoleh seorang anak laki-laki bahkan saat ia sudah tidak berani berharap lagi. Ia juga dilindungi dari bencana kelaparan. Dan memperoleh hasil ladang yang tanpa ia perlu usahakan selama ia mengungsi sebagai akibat dari rumah dan ladangnya yang dikembalikan atas perintah raja. Semua ini diawali dari tindakan kemurahan yang ia lakukan kepada abdi Allah itu, Elisa, dengan awalnya sekedar mengajak mampir untuk bersantap hingga membuatkan sebuah kamar lengkap dengan isinya untuk menginap.

"Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri." - Amsal 11:17

Selain Peremuan Sunem, adalah Ribka, istri Ishak yang menjadi ibu atas Esau dan Yakub, nenek dari keduabelas raja Israel dan moyang dari raja-raja penakluk dunia bahkan Yesus Kristus. Dari manakah semuanya itu terjadi? Kitab Kejadian pasal 24 menjabarkan secara lengkap dan detil, bagaimana Ribka melayani hamba Abraham beserta seluruh unta yang dibawanya dengan memberi minum sampai mereka puas. Kisah Ribka ini merupakan sebuah fase yang menentukan apakah ia akan menjadi bagian dari suatu warisan ilahi atau seorang perempuan biasa yang tidak ada istimewanya. Dan penentuan itu diawali dengan kemurahan hati yang sedemikian rupa hinfgga akhir kebaikan demi kebaikan ilahi ia terima sebagai ganjarannya.

Kemurahan Hati Membawa Rangkaian Kebaikan Yang Ajaib, Yang Membawa Kita Kepada Puncak Takdir

Friday, October 21, 2011

Restorasi, Ganti Rugi & Rekonsiliasi: Rencana Allah Untuk 2012 - Doug Addison

Kita sedang berada di sebuah masa yang strategis dimana Allah terus menyatukan berbagai hal yang akan membawa hasil yang luar biasa di bumi dan di dalam hidup kita. Jika Anda telah mengikuti seri ucapan-ucapan profetik yang Allah wahyukan kepada saya di tahun ini, saya sedang berbicara bagaimana Allah sedang membawa keadilan dan mengembalikan kepada umat-Nya atas semua kehilangan, pencurian atau pun kerugian yang terjadi dalam sembilan tahun terakhir (2002-2011).

Allah telah berbicara kepada saya bahwa musuh mempermainkan kita secara berlebihan dan jika kita meminta kepada-Nya, Dia akan membawa pengembalian (ganti rugi). Tidak ada batasan waktu untuk firman nubuatan ini, karena Allah melampaui waktu, namun saya sangat menyarankan untuk Anda terus meminta kepada-Nya ganti rugi atas semua kerugian Anda. Semuanya itu terjadi dalam berbagai bentuk, cara dan keuntungan. Jadi perhatikan akan hal-hal berikut seperti kemudahan, berkat finansial yang tak terduga, kenaikan gaji, promosi, hubungan yang dipulihkan, karunia-karunia yang baru dan kuasa Tuhan di dalam hidup Anda.

Firman Nubuatan Saat Rosh Hashanah

Rosh Hashanah (Tahun Baru Yahudi) tahun ini berakhir pada saat matahari terbenam di hari Jumat, 30 September. Di California matahari terbenam pukul 6:54 sore. Pada jam 6:50 hadirat Allah turun atas saya dan saya menerima nubuatan sepanjang 5 menit. Berikut ini yang difirmankan-Nya kepada saya.

Sebagaimana matahari terbenam saat Rosh Hashanah (Jumat, 30 September) sebuah musim yang lama segera berakhir. Sekarang kita berada pada tiga bulan masa transisi dari Oktober ke Desember. Jangan menjadi lesu dan menyerah pada masa transisi ini, apa yang kelihatan mungkin bertentangan dengan apa yang Anda harapkan. Allah sedang menata ulang banyak hal, mengutus tugas-tugas baru kepada para malaikat dan mengatur segalanya untuk sebuah awal yang sama sekali baru di bulan Januari 2012.

Hal-hal Yang Datang Pada 2012

Kita akan melihat terobosan baru di bidang medis. Dengan serangan penyakit dan virus yang merusak, Allah adalah mengimbangi serangan ini dengan memulai penemuan medis radikal dan menyembuhkan.

Akan ada penemuan-penemuan baru dan strategi-strategi bisnis yang dilepaskan dari Surga. Beberapa orang akan ditunjukkan cara menghasil sejuta dolar dalam waktu satu malam. Kemitraan bisnis akan terbentuk untuk membiayai proyek-proyek Kerajaan Allah.

Pemahaman baru dari Allah akan berbagai cara untuk menghadapi sejumlah perkara politik dan sosial yang telah memisahkan orang-orang di masa lalu. Allah melepaskan Roh Rekonsiliasi yang akan membawa pemulihan atas berbagai perbedaan di antara golongan dan bangsa-bangsa.

Saya mendengar dua dua seri strategis di tahun ini: 14-17 November dan 9-14 Desember 2011. Ini akan menjadi waktu yang signifikan dalam hubungan dan dalam beberapa kasus restorasi. Berdoalah bahwa tujuan Allah akan dicapai selama ini.

Anak-Anak Berusia Sembilan Tahun Dikhususkan

Ketika Allah berbicara kepada saya, Dia mengatakan bahwa karena musuh telah berlebihan giat tangannya begitu kuat dimulai pada 2002, bahwa anak yang lahir 2002 (ini termasuk beberapa anak yang lahir 2001) akan dipakai secara luar biasa dan memiliki takdir tinggi pada kehidupan mereka. Orang-orang muda memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dan banyak dari mereka telah mengalami banyak pencobaan dan penderitaan. Banyak dari mereka akan mulai bergerak dalam tingkat yang lebih dalam hikmat dan urapan selama beberapa tahun mendatang.

Interaksi Para Malaikat

Inilah masa dimana kemampuan membedakan makin meningkat karena Allah melepaskan Roh Hikmat dan Pewahyuan. Mimpi-mimpi dan manifestasi malaikat akan meningkat di bulan ini. Tujuan semuanya ini ada pada Efesus 1:17, "...untuk mengenal Dia dengan benar." Inilah saatnya untuk meminta kepada Tuhan supaya mata dan telinga rohani dibukakan supaya kita dapat bertumbuh dalam keintiman yang lebih dalam bersama-Nya. 

Musim Tulang-Tulang Kering Berakhir

Pada tanggal 5 Oktober, Allah berfirman bahwa musim dingin ini mengantarkan kepada akhir dari "musim tulang-tulang kering."  Pada saat yang sama saya menulis: "Musim dingin ini akan membawa kepada akhir dari musim tulang-tulang kering," sebuah guntur yang aneh menghantam atap rumah saya. Tuhan mengkonfirmasi firman-Nya dengan hujan yang kencang dan deras selama 30 detik dan dalam sekeja matahari muncul kembali. Saya kemudian menyadari bahwa hal ini akan terjadi secara tiba-tiba kepada banyak orang dan ketika hal itu terjadi, akan sangat besar. Satan telah berusaha untuk menahan semuanya karena kegerakan yang berikutnya dari Allah akan sangat besar dan berdampak meluas kepada dunia.

Efesus 1:17-18 "dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus..."

Doug Addison
InLight Connection

Friday, October 14, 2011

Deklarasi 28 Oktober 2011 - 83 Tahun Sumpah Pemuda

Dengan anugerah dan kasih sayang Tuhan, kami bangsa Indonesia percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang:

1. Bertaqwa kepada Tuhan, memuji, menyembah dan mengagungkan Tuhan di atas segala tuhan. Memiliki kerinduan yang besar akan kebenaran, mengalami jamahan dan lawatan Tuhan yang dashyat.

2. Mengasihi sesamanya tanpa memandang suku, ras dan agama. Ramah dan murah hati serta berbelas kasihan sehingga terhormat di antara bangsa-bangsa lain.

3. Dengan tulus saling membantu sesama, bersatu dan sepakat membangun negeri. Memaafkan dan melupakan semua dendam, iri hati dan kepahitan yang pernah dialaminya. Perbedaan yang ada adalah sebuah karunia Tuhan, yang menjadi kekuatan dan bukan penyebab perpecahan maupun kehancuran.

4. Keluar dari hutang yang besar, kemiskinan, kebodohan, kemalasan, ketidakadilan, kutuk serta luka-luka bangsa di masa lalu baik akibat penjajahan maupun kekerasan serta kerusuhan.

5. Tidak ada lagi awan kegelapan, ikatan dengan kuasa gelap yang mencengkeram. Semuanya sudah dipatahkan, sehingga merdeka jasmani dan rohani.

6. Mampu mewariskan kekayaan dan kemakmuran kepada generasi berikutnya. Mampu mengelola dan mengembangkan semua sumber daya manusia dan alam yang begitu limpah sehingga menjadi yang terunggul di dunia.

7. Sejahtera lahir batin, menjadi manusia yang dipulihkan seutuhnya baik roh, jiwa dan tubuh. Berkarakter mulia, bekerja keras, cerdas dan berintegritas.

8. Mengalami keajaiban dan perlindungan Tuhan sehingga terluput dari semua bencana alam maupun kerusakan akibat perubahan cuaca.

9. Menggenapkan rencana dan tujuan kekal yang ditetapkan Tuhan dengan masa depan yang penuh harapan. Menjadi negara yang makmur, ternama, terpuji dan terhormat. Menjadi lumbung pangan buat dunia dan menguasai dunia. Amin!

Thursday, October 13, 2011

Tuhan Adalah Gembalaku, Takkan Kekurangan Aku

"Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku." - Yohanes 10:14-15

"Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang." - Mazmur 23:1-2

Takkan kekurangan kita, begitulah janji-Nya. Dan kita mengaku bahwa kita adalah domba-domba-Nya. Namun mengapa masih saja ada yang kekurangan? Adakah kita berbaring di padang yang berumput hijau atau terpaksa terdampar di padang gurun? Adakah sumber air yang tenang dan tersedia senantiasa atau kita sekarat kehausan? Tuhankah yang berdusta? Adakah Ia bermaksud lain dengan Firman-Nya sendiri?

Tuhan adalah Sang Gembala. Namun apa benar kita memang domba-domba-Nya? Sudahkah kita memperlakukan Beliau sebagai Gembala yang sebenarnya? Atau kita sibuk mencari jalan sendiri? Dan akhirnya kekurangan demi kekurangan yang kita alami. Domba-domba mengikuti ke mana pun gembalanya melangkah dan akan tersesat ketika domba-domba memilih jalan yang berbeda dengan gembalanya. Dan ketika tersesat, kekurangan menjadi akibat yang tak terelakkan.

Selain mengikuti langkah Sang Gembala, domba-domba-Nya mengenal Dia dan suara-Nya. Pengenalan akan Dia dan suara-Nya hanyalah dengan jalan bergaul dengan Dia. Dan pergaulan dengan Tuhan hanya efektif dalam penderitaan. Namun berapa banyak dari pada kita yang menolak penderitaan tersebut? Bukankah destiny kita adalah menjadi satu dalam kematian-Nya, supaya juga menjadi satu dengan kebangkitan-Nya, sehingga dalam kebangkitan itulah kelimpahan terjadi dan takkan ada kekurangan.

Tuhan tidak pernah memaksa kita, justru sebaliknya, kitalah yang sering memaksa-Nya. Belajarlah untuk tidak memaksakan kehendak kita kepada-Nya. Alih-alih menyodorkan proposal pribadi kita untuk ditandatangani-Nya, akan jauh lebih baik kita sediakan kertas kosong dan memberikan Tuhan ruang yang penuh untuk Dia berdaulat total atas kehendak kita. Dan ketika yang terbaik tertuang di atas kertas hidup kita, percayalah segala sesuatu indah pada waktunya.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Thursday, October 6, 2011

Jurnal SHRK Oktober 2011 - Hari ke-3 - MUM & DAD

Multitasking; Unstoppable; Miracle-workers - MUM

 &

DAD - Double-portions; Authority; Destiny


Ada urgensi yang amat mendesak untuk musim yang baru ini. Dan urgensi ini datang langsung dari meja kerja Tuhan sendiri. Gereja Tuhan di mana pun berada, khususnya di Indonesia dituntut sepenuhnya untuk mengikuti agenda dan kegerakan Tuhan yang ada sekarang. Tidak ada lagi waktu untuk main-main, bahkan seluruh Surga sedang sibuk bekerja mempersiapkan segala sesuatunya. Inilah saatnya! Dan berikut beberapa poin penting yang perlu kita cermati bersama supaya menjadi fokus & prioritas:

1. Destiny Gereja secara umum yang utama adalah sebagai Mempelai Wanita, Istri dari Tuhan Yesus. Dan di dalam Amsal 31 tercantum kriteria alkitabiah akan seorang isteri yang ideal. Digambarkan sebagai orang yang senang bekerja (tidak malas), membagi-bagikan tugas (cakap mengelola), membeli & mengelola sebuah ladang yang diingininya (bergairah terhadap pekerjaan tangannya), pinggang & lengan yang kuat (stamina & daya tahan yang berlimpah), make profit (apa pun yang dikerjakan menguntungkan), menolong orang yang tertindas & orang miskin, dan seterusnya. Jadi dengan demikian Firman Tuhan hendak mengatakan bahwa desain awal Gereja adalah mampu melakukan berbagai pekerjaan Tuhan dalam suatu waktu secara bersamaan dan dilakukan dengan gairah yang sedemikian rupa.

2. Karya Tuhan di Akhir Zaman adalah tak terhentikan (unstoppable) dan semua itu harus terjadi melalui sebuah generasi dengan totalitas dalam segala aspek dan segala level yang sedemikian rupa, sesuai dengan yang difirmankan di Kitab Yoel pasal yang ke-2 ayat 5-11. Suatu generasi yang sangat kuat roh, jiwa & tubuhnya dengan keteraturan yang seirama dengan Roh Tuhan. Berbagai halangan yang merintangi dihadapi dan darinya lahir berbagai-bagai terobosan. Generasi yang memahami bagiannya masing-masing dan berjalan, berlari hingga terbang tak terhentikan.

3. Ciri-ciri generasi ini amat jelas. Bahwa mereka menaklukkan dunia dengan Injil ke bawah kaki Kristus. Apa dan bagaimana pun masalahnya, setan-setan terusir, berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru, kata-katanya berkuasa, memegang ular, minum racun namun takkan celaka, membawa mujizat demi mujizat sesuai yang difirmankan di Injil Markus pasal 16. Ciri-ciri ini ada DI DALAM generasi tersebut!

4. Matius 25:14-18. Bahwa generasi ini DIPERCAYAKAN berbagai potensi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing untuk DILIPATGANDAKAN sehingga memperoleh jatah ganda dan menjadi yang sulung dalam jemaat Tuhan dan dunia secara keseluruhan. Generasi yang tidak membenamkan potensi ilahi yang telah ada dan tidak menyia-nyiakan potensi tersebut. Namun sebaliknya mengembangkan potensi tersebut hingga semikian rupa.

5. I Samuel 10:6-7. Generasi yang dimana Roh Tuhan berkuasa penuh dan berdaulat mutlak sehingga generasi ini menjadi MANUSIA LAIN. Manusia yang ketika melakukan APA SAJA, ada penyertaan Allah yang luar biasa. Otoritas Tuhan berlaku besar atas umat yang sejalan dengan hati-Nya.

6. Matius 25:24-30. Hamba yang mendapat satu talenta sesungguh adalah seorang pribadi yang penuh kekecewaan dan kecewa terhadap Tuannya, karena tanpa kebenaran ia menuduh Tuannya sebagai Pribadi yang kejam. Ia hidup dalam lingkaran setan yang mematikan. Karena kecewanya maka potensinya berkurang. Karena potensinya atau kapasitasnya berkurang maka kepercayaan Tuhan juga berkurang terhadapnya. Karena kepercayaan Tuhan berkurang maka ia menjadi kecewa dan demikianlah seterusnya. Namun Generasi Penuntas dan Penggenap Janji memahami bahwa destiny harus dicapai tanpa boleh mengizinkan kekecewaan ada dalam kehidupannya. Mintala roh hikmat dan pengertian, supaya kita memiliki cara pandang Kristus dan tidak menjadi kecewa apa pun masalah yang kita hadapi.

Mujizat 1053

I. 10:53

Minggu 25 September 2011 jam 10:45. Ibadah baru saja usai. Doa berkat telah selesai disampaikan. Jemaat sedang berjalan keluar dari dalam gedung Gereja. Pemuji dan pemusik sedang menaikkan puji-pujian. Baru saja, Pdt. Sigit Purbandoro dari Surabaya menyampaikan Firman Tuhan mengenai “Pertolongan Tuhan” yang terambil dari Mazmur 121:1-8. Semuanya kelihatannya berjalan dengan lancar sepereti biasanya.

Tiba-tiba terdengar ledakan keras. Puji-pujian langsung berhenti. Saya berpikir speaker sound system yang meledak. Saya langsung berlari ke tengah mimbar dan dari atas mimbar terlihat ada asap putih mengepul dari pintu depan. Asap cukup tebal sehingga pandangan ke luar pintu tidak terlihat. Saya langsung berpikir “Wah bom!” Langsung saya berlari seperti melompat dari mimbar ke tempat kejadian.

Pikiran saya cuma satu, “Tuhan jangan sampai ada korban jiwa dari jemaat,” dan kalau ada korban luka, itu yang harus secepatnya ditolong. Tidak kepikiran kalau ada bom susulan atau hal lain. Hanya satu perkara yang ada di pikiran “Selamatkan secepatnya yang terluka!”

Pada waktu itu, jemaat berteriak-teriak panik dan berlarian. Apalagi asap putih cukup tebal menghalangi pandangan. Bau mesiu menyengat dan darah berceceran di lantai. Sampai di dekat kejadian, saya melihat hanya ada seorang yang tergeletak dengan perut hancur. Saya langsung berpikir, “Itu pasti pelakunya.” Secara sekilas saya tidak menemukan korban lain yang tergeletak, spontan saya langsung berkata dalam hati, “Syukur Tuhan, tidak ada korban jiwa jemaat.”

Lalu saya lihat beberapa jemaat yang terluka. Saya pegang tangan salah satunya dan saya katakan “Kamu pasti tertolong. Jangan takut! Tuhan melindungimu.” Tapi saya tidak boleh hanya berkutat di situ. Sekarang, ada beban di pundak saya sebagai gembala untuk mengendalikan situasi yang kacau dan menenangkan jemaat yang panik. Langsung saya berteriak “Semuanya keluar lewat pintu samping”. Sekarang, prioritas utama adalah melarikan korban yang terluka secepat-cepatnya ke rumah sakit. Tidak usah memanggil ambulan, karena pasti butuh waktu cukup lama. Sedangkan korban, harus secepatnya dibawa ke rumah sakit. Terdengar teriakan dari Pdm. Joko Sembodo yang mengatur keamanan di tempat kejadian perkara. Dia berteriak kepada petugas parkir di luar “Tutup pintu gerbang cepat!” agar jangan sampai ada orang luar masuk.

“Bawa semua korban lewat kantor. Pakai mobil Gereja untuk membawa korban ke rumah sakit,” teriak saya. Langsung beberapa jemaat dengan sigap tanpa rasa takut menggendong para korban ke kantor. Mereka ini betul-betul orang-orang yang siap melayani seperti Kristus. Tidak mempedulikan resiko bom ke dua ataupun kengerian yang muncul, mereka sigap untuk memberikan pertolongan kepada korban-korban yang berjatuhan.

Saya pun segera berlari ke kantor. Di kantor, saya menyuruh Bapak Yohanes dan Bapak Yulianto untuk mengatur parkir agar kendaraan di parkir yang tidak berkepentingan bisa langsung cepat keluar. Begitu kosong, ada dua kendaraan yang siap dipakai, milik Bapak Budi dan Bapak Gideon. Langsung para korban diangkat dinaikkan ke mobil Bapak Budi. Namun ada kesulitan untuk menaikkan korban ke mobil Bapak Gideon, karena pintunya terhalang mobil lain. Tidak menunggu waktu, saya langsung naik ke belakang setir dan memajukan mobil Bapak Gideon, sehingga pintu bisa terbuka lebar.

Begitu korban dimasukkan, mobil segera melaju dengan cepat ke Rumah Sakit Dr. Oen. Ada yang sempat bertanya, “Nanti kalau di tanya siapa yang menanggung dan bertanggungjawab, bagaimana jawabnya?” Saya langsung berteriak “Gereja yang akan bertanggung jawab untuk semua biayanya. Yang penting, korban harus segera ditolong!” (Biaya pengobatan dan rumah sakit ditanggung oleh pemerintah dan oleh pihak Rumah Sakit Dr. Oen). Dalam waktu kira-kira 15 menit sejak ledakan, semua korban sudah bisa sampai ke Rumah Sakit Dr. Oen.

Setelah sebentar membagi tugas di kantor, saya dan Pdm. Wim Agus Winarno langsung menyusul ke Rumah Sakit Dr. Oen. Urusan peledakan dan korban tewas biarlah urusan polisi dan orang lain yang sudah saya serahi tugas untuk itu. Sedangkan tugas saya adalah gembala. Saya harus berada di dekat domba-domba yang terluka secepatnya.

Di luar, massa yang begitu banyak sudah memadati jalan di sekitar Gereja, sehingga kendaraan saya sukar untuk bergerak. Sesampainya di rumah sakit, ruang UGD sudah penuh dengan korban-korban yang terluka dan keluarganya. Suasana hiruk pikuk. Langsung saya usahakan untuk mendekati mereka satu per satu. Saya berikan kata-kata kekuatan dan yang paling penting saya doakan mereka satu per satu. Itulah tugas saya sebagai gembala.

Korban pertama yang saya jumpai adalah Bapak Sugiyono dan anaknya Defiana. Secara sepintas mereka kelihatannya tidak terluka parah, karena mereka masih bisa tersenyum. Namun kemudian saya baru tahu bahwa luka Defiana cukup parah, di mana ada 3 mur yang bersarang di tempurung kepalanya. Saya doakan mereka dan saya kuatkan. Lalu saya jumpai Bapak Go Sing Gwan yang terluka dibahunya. Sebuah metal besi telah menghantam tulang bahunya sehingga hancur. Bapak Go Sing Gwan harus menjalani operasi untuk mengganti tulang bahunya yang hancur dengan sebuah plat.

Di kamar sebelah saya menjumpai Olivia Putri yang terluka di kakinya. Urat kakinya putus dan dia menangis. Pasti rasanya sangat menyakitkan sekali dan hati saya turut tersayat melihat gadis remaja ini menangis kesakitan. Saya pegang tangannya dan saya doakan.

Berlari keluar saya masuk ke kamar di samping dan di situ saya melihat Noviyanti tergeletak di atas ranjang dengan kepala yang bercucuran darah begitu banyak. Terlihat sepintas lukanya cukup parah dan dia hanya diam saja tanpa respon. Hati saya kuatir melihatnya. Tapi saya meneguhkan iman dan berdoa. Saya bisikkan kata-kata kekuatan dan saya doakan dia. Luar biasanya, nanti terlihat bahwa pemulihannya begitu cepat dan dia termasuk yang cepat pulang dari Rumah Sakit.

Septiana saya jumpai sedang terbaring kesakitan. Benda tajam telah menembus salah satu kakinya sampai berlubang dan mencucurkan darah. Tidak berhenti sampai di situ, benda tajam itu masih melaju dan bersarang di kaki yang satunya lagi. Kedua kakinya terluka parah.

Selanjutnya saya berlari ke kamar sebelah dan saya melihat Ibu Feriana yang terluka parah, ada pecahan metal yang menembus dan merobek kandung kemihnya. Pendarahan terjadi dan harus segera dihentikan sebelum menjadi fatal. Segera dia diprioritaskan untuk menerima tindakan operasi lebih dahulu untuk menghentikan pendarahan. Dalam operasi itu, dokter juga harus memotong usus halusnya sebanyak dua cm. ketika didoakan sebelum masuk ke kamar operasi, dia masih bisa tersenyum sekalipun terluka parah.

Selesai mendoakan Ibu Feriana, saya keluar kamar dan di lorong saya menjumpai Ferdianta dan Boris yang terbaring di ranjang. Luka mereka berada di tangan, perut dan kaki, karena ada paku dan benda-benda lain yang menancap. Saya doakan dan saya teguhkan iman mereka. Mereka mengangguk lemah tanda percaya dan saya senang karena mereka tetap kuat.

Saat itu, saya melihat ada korban yang sedang didorong tergesa-gesa oleh petugas medis ke kamar operasi. Ternyata dia adalah Bapak Ristiyono yang punggungnya hancur karena ada 12 paku yang menancap di punggungnya. Saya tidak sempat mendoakannya secara khusus, tapi saya berdoa dalam hati agar ke mana pun dia dibawa, Tuhan menyertainya.

Dengan setengah berlari, saya masuki kamar selanjutnya. Di situ terbaring Ibu Yulianti yang sudah berusia 74 tahun. Dia merasakan sakit di kepalanya yang berdarah-darah dan berkata dengan suara memelas “Pak, kepalaku sakit sekali. Tolong Pak Yo, ndak kuat rasanya. Kepala ini sakit sekali!” Saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk meringankan penderitaannya, kecuali hanya dengan doa. Telinganya telah robek terhantam serpihan benda tajam dan mengucurkan banyak darah. Saya pegang tangannya dan diamenggenggam tangan saya erat-erat. Saya katakan, “Tante jangan kuatir. Tante pasti bisa sembuh total. Tetap kuat dan panggil nama Tuhan Yesus ya Tante.” Dia mengangguk dan saya doakan dia sambil kita berdua berpegangan tangan.

Keluar dari kamar itu, saya melihat korban lain, yaitu Bapak Stefanus yang terbaring di ranjangnya tepat di tengah ruang UGD. Dia berusaha bangun. Saya tenangkan dia dan saya suruh tidur kembali. Saya lihat lengannya atas berdarah-darah. Saya pegang tangannya dan saya doakan dia di tengah-tengah ruangan UGD itu.

Sekalipun jatuh korban tiga puluh orang terluka, saya masih bisa bersyukur bahwa tidak ada satu pun yang meninggal dunia. Dari 30 orang itu, 14 harus dirawat inap dan semuanya harus menjalani operasi. Operasi berlangsung marathon dari hari Minggu jam 14.00 sampai besoknya jam 12.00, selama 22 jam.

II. MELEDAK

Jika direnungkan, dalam tragedi 1053 ini ada banyak mujizat dan pertolongan Tuhan. Jika tidak ada satupun korban jiwa, itu adalah karena campur tangan Tuhan semata-mata. Bukan kebetulan! Karena di dalam Tuhan Yesus, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi atas izin-Nya.

Sebelum kejadian, berdasarkan rekaman kamera CCTV, pelaku diperkirakan masuk dari pintu kecil samping pintu utama. Dengan berbaju putih lengan panjang, celana panjang hitam, bertopi, berkacamata dan sebuah tas kecil dikalungkan di dadanya, pelaku sempat berjalan ke tengah dan mendekati tengah ruangan Gereja. Andaikata dia meledakkan bomnya di tengah ruangan Gereja, pasti ceritanya akan berbeda. Korban yang jatuh pasti akan lebih banyak.

Tapi entah mengapa (pasti ada campur tangan Tuhan), pelaku sempat menoleh ke kanan ke kiri seperti kebingungan. Kemudian, dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Dia melangkah keluar pintu Gereja dan berdiri di depan pintu agak menyamping ke timur. Di teras Gereja itulah dia meledakkan bom yang dia bawa tepat pukul 10:53 (sesuai dengan waktu yang terekam di CCTV), menghamburkan proyektil-proyektil maut berupa paku, mur, lempengan logam tajam dan lain sebagainya.

Semata-mata pertolongan Tuhan kalau pelaku itu meledakkan bomnya dengan menghadap ke halaman parkir. Andaikata dia meledakkan bomnya dengan menghadap ke arah pintu Gereja, di mana jemaat sedang ramainya keluar melalui pintu itu, maka korban yang berjatuhan akan makin banyak dan bisa jadi ada yang kehilangan nyawanya.

Lebih ajaib lagi, ketika dia menyalakan bomnya, posisinya agak berubah, badannya memutar sedikit sehingga arahnya tepat menghadap kedua pilar beton. Akibatnya, ketika bom yang menempel di perutnya meledak menghamburkan serpihan-serpihan, maka sebagian tertahan oleh dua tiang beton itu. Kalau bukan tangan Tuhan yang memutar tubuhnya sedikit, maka pasti akan jatuh korban lebih banyak lagi.

Serpihan bom itu ternyata menyebar kemana-mana dan ada sebuah pecahan pipa yang tajam dan sebesar kepalan tangan, telah terlontar menembus plafon teras Gereja. Andaikata pecahan itu tidak dilemparkan oleh Tuhan ke atas dan membabat orang, maka dipastikan orang itu tidak akan mengalami kesakitan. Tapi dia akan langsung tewas di tempat. Tapi puji syukur kepada Tuhan. Tuhan sudah melemparkan pecahan yang sangat berbahaya itu ke atas plafon Gereja, sehingga tidak menimbulkan korban.

III. MUJIZAT

Satu hal yang saya kuatirkan dan saya doakan kepada Tuhan, “Jangan sampai ada satu pun korban yang meninggal!” Kalau tidak ada yang kehilangan nyawa (kecuali pelaku), maka itu membuktikan bahwa tindakan bom bunuh diri itu adalah tindakan yang sia-sia dan tidak mencapai sasarannya, yaitu untuk mencabut nyawa korban sebanyak-banyaknya. Selamatnya para korban juga menunjukkan bahwa perlindungan Allah itu dahsyat dan ajaib! Perlindungan Allah tidak tertembus oleh bom yang bagaimanapun juga.

Oleh sebab itu, ketika diadakan doa di depan Gereja oleh saudara-saudara kita dari GP Ansor pada Minggu malam, saya pun ikut di situ. Pada saat itu, saya menerima 3 kabar yang membuat sesak nafas. Berita pertama yang muncul di sms adalah Defiana setelah operasi kepala untuk mengambil 3 mur, ternyata mengalami kejang-kejang dan kritis. Saat saudara-saudara kita dari GP Ansor berdoa, sayapun juga berdoa, “Tuhan Yesus jangan sampai anak-Mu ini meninggal. Sembuhkan dan pulihkan dia oleh karena bilur-Mu, bukan karena yang lain. Aku mohon mujizat-Mu Tuhan.”

Belum selesai saya berdoa, masuk sms ke dua dan disusul yang ke-3 yang mengatakan bahwa kaki dari salah satu korban yang bernama Hariyoko harus diamputasi karena terbabat obeng yang terlontar seperti roket. Lalu urat kaki Olivia Putri yang putus harus segera disambung sebelum 24 jam. Tapi sampai saat itu belum bisa segera dilakukan operasi karena ruang operasi penuh. Padahal waktu sudah semakin sempit. Kembali saya berdoa agar jangan sampai ada satupun yang mengalami cacat! Apalagi mereka ini masih remaja dan masih memiliki perjalanan hidup yang panjang. Jangan sampai mereka kehilangan masa depannya karena mengalami kecacatan.

Berdoa bersama saudara-saudara kita dari GP Ansor dan mengingat korban-korban ini, tak terasa air mata ini menetes. Hanya satu doa yang saya panjatkan terus, “Jangan ada yang meninggal dan jangan ada yang cacat,” supaya nama Tuhan saja yang dipermuliakan dalam peristiwa ini. Begitu selesai doa bersama, kira-kira jam 22.30, saya langsung bergegas ke Rumah Sakit bersama Pdm. Joko Sembodo untuk menjenguk korban.

Di depan ruang operasi, saya menjumpai Ibu Hung Me, yang suaminya, Bapak Go Sing Gwan sedang menjalani operasi karena tulang bahunya hancur. Di depan kamar operasi itu, kita berdoa bersama-sama memohon anugerahNya.

Lalu saya menuju kamar Olivia Putri yang harus dioperasi sesegera mungkin karena urat kakinya putus. Dia tertidur lelap, mungkin karena pengaruh obat bius untuk mengurangi rasa sakitnya. Saya katakan kepada ibunya, “Jangan kuatir, Bu. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kaki Olivia pasti akan dioperasi tepat pada waktunya.” Akhirnya jam 01.00, Olivia bisa dioperasi kakinya dan tidak terlambat.

Di ruang ICU, ada dua korban, yaitu Ibu Feriana yang terluka parah. Kandung kemihnya yang pendarahan karena tertembus logam dan ususnya harus dipotong 2 cm. Ketika saya doakan, Ibu Feriana justru berkata “Saya tetap kuat Pak Yo. Saya tetap cinta Tuhan dan Tuhan Yesus pasti sembuhkan saya.” Dia juga berpesan, “Pak Yo juga harus kuat. Tuhan akan pakai Pak Yo.” Saya terkejut dengan ketabahan Ibu Feriana. Saya betul-betul dikuatkan dan terharu. Di saat menderita dan menjadi korban, Ibu Feriana betul-betul tabah dan justru masih bisa memberikan kekuatan. Luar biasa!

Memang Tuhan punya rencana lain untuk Ibu Feriana. Ketika para dokter mengoperasi untuk menghentikan pendarahannya, dokter juga menemukan usus buntunya sudah infeksi. Karena itu, usus buntunya pun ikut diambil. Jadi Ibu Feriana ini juga mendapatkan pelayanan operasi usus buntu, tanpa biaya. Tuhan yang atur semuanya.

Defiana pun juga berada di ruang ICU. Saya melihat sekarang dia telah bisa tidur tenang, sesudah sore tadi mengalami kejang-kejang. Saya bersyukur kepada Tuhan karena melihat Tuhan sudah melakukan mujizat-Nya. Mamanya mengatakan bahwa Defiana ini dalam penderitaannya justru sangat tabah. Dalam keadaan tergeletak dan terluka parah, dia justru yang mengkuatkan orang tuanya untuk tetap kuat dan bersyukur kepada Tuhan, “Ma, jangan takut. Aku pasti sembuh karena Tuhan Yesus pasti menolong.”

Bahkan saat dia didorong masuk ke kamar operasi, dia menyanyikan pujian “Dalam nama Yesus! Dalam nama Yesus! Ada kemenangan!” Iman anak remaja ini betul-betul luar biasa. Dia sangat mencintai Tuhan. Saat sadar, yang dipikirkan pertama kali justru, bagaimana pelayanannya hari Senin, 3 Oktober nanti dalam acara Konser Pemuda? Luar biasa! Pada hari Senin, 3 Oktober, Defiana sudah bisa ikut acara konser pemuda di Gereja, sekalipun dengan kepala yang masih dibalut dengan perban. Mujizat!

Melihat kondisi Defiana yang cukup parah, sebuah lembaga sosial keagamaan dari Surabaya menawarkan bantuan dana dan pertolongan untuk membawa Defiana ke Singapore jika diperlukan. Tapi rencana Tuhan berbeda. Hari Senin, 3 Oktober, Defiana tidak berada di Singapore untuk diobati. Tapi pada Hari Senin, 3 Oktober, dia berada di GBIS Kepunton sedang memuji Tuhan. Haleluya!

Hariyoko yang menurut dokter harus diamputasi kakinya mengalami mujizat yang luar biasa. Besoknya, dokter berkata bahwa kakinya tidak jadi diamputasi dan bisa sembuh sempurna. Saya yakin dan percaya, bahwa malam itu, Tuhan Yesus sudah menyambung semua pembulu darah dan urat-urat yang terputus, sehingga kakinya bisa diselamatkan. Hariyoko yang masih muda tidak kehilangan kakinya.

Ayahnya, yaitu Bpk Ristiono adalah bapak yang punggungnya hancur tertembus 12 paku tajam. Tapi puji Tuhan, tidak ada satu pun paku itu yang menembus organ vitalnya. 11 paku diambil melalui operasi pertama. Tapi satu paku diambil pada operasi ke-2 yang beresiko tinggi. Paku itu bersarang tepat di antara paru-paru dan hatinya. Jika paku itu tertancap sedikit bergeser saja, maka akan mengenai paru-paru atau hatinya dan hasilnya pasti fatal. Tapi karena tangan Tuhan saja, maka paku itu bisa tepat bersarang di antara dua organ vital itu.

Ibu Yuliati yang berusia 74 tahun telah terluka di kepalanya. Ada serpihan benda tajam yang melesat cepat merobek daun telinganya. Telinganya berdarah-darah. Tapi kita bisa bersyukur kepada Tuhan, karena seandainya benda itu selisih beberapa milimeter saja jaraknya, maka pecahan benda tajam itu akan menembus ke kepalanya dan berakibat fatal. Tangan Tuhan betul-betul menyatakan perlindunganNya.

Para korban bersaksi bahwa sepertinya ada tameng ilahi yang melindungi mereka. Pecahan paku, mur boleh menembus daging, tapi tidak mengenai tulang atau organ penting. Ada tangan Tuhan yang tak terlihat yang telah menahan semua proyektil-proyektil maut itu.

IV. IMAN DI ATAS BATU KARANG

Hal yang paling membahagiakan saya adalah semua korban yang dirawat ini memiliki iman yang kuat. Mereka menderita, tapi mereka tidak kecewa kepada Tuhan. Mereka disakiti, tapi mereka tidak dendam dan mau mengampuni. Ketika mereka ditanya, mereka tetap mencintai Tuhan Yesus dan akan tetap setia ke Gereja.

Seperti juga Defiana yang saat masih tergolek justru memikirkan pelayanannya, maka Olivia Putri juga berkata “Aku akan tetap ke Gereja. Kenapa harus takut?”

Bapak Stefanus dalam keadaan masih terbaring di tempat tidur bahkan sudah menanyakan, “Pak, Hari Sabtu ada kebaktian 464 (lansia)? Saya mau datang ibadah.”

Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun, awalnya mengalami trauma dan berkata “Tidak berani ke Gereja dulu”. Tapi besoknya dia sudah bisa berkata “Sesudah sembuh, saya pasti ke Gereja lagi. Saya tidak trauma lagi, karena Tuhan Yesus.”

Boris waktu ditanya wartawan tentang Firman Tuhan saat ibadah, dia menjawab dengan jawaban luar biasa, “Firman Tuhan tadi berbicara tentang pertolongan Tuhan dan sekarang saya langsung mengalami pertolongan Tuhan”.

Para korban tidak menolak jiwa diwawancarai oleh wartawan maupun dikunjungi oleh tamu-tamu penting. Salah satunya saya tanya, “Kenapa kok mau diwawancarai atau dijenguk oleh tamu-tamu yang begitu banyak? Apa tidak justru melelahkan?” Dia menjawab “Pak Yo, justru ini kesempatan buat saya untuk menyaksikan kehebatan Tuhan Yesus. Justru inilah kesempatan buat saya untuk menunjukkan kepada orang yang belum kenal Tuhan bahwa saya tidak takut untuk mengiring Tuhan Yesus dan menunjukkan bahwa saya mengampuni mereka.”

Kuatnya iman mereka, betapa cintanya mereka kepada Tuhan Yesus, tabahnya hati mereka, semuanya itu membuat saya semakin kuat. Bukan saya yang mengkuatkan mereka. Tapi merekalah yang justru telah mengkuatkan saya. Jika mereka yang menjadi korban saja bisa begitu kuat dan tidak takut untuk kembali beribadah. Tentunya, kita yang tidak tergores sedikitpun pasti akan tetap kuat dan setia beribadah kepada Tuhan Yesus di tempat yang sudah Tuhan tempatkan kita. Jangan sampai kesetiaan dan iman kita kalah dengan mereka yang menjadi korban. Biarlah mereka ini menjadi teladan iman buat kita. Inilah iman yang dibangun di atas fondasi batu karang.

V. WE LOVE, WE FORGIVE

Setelah saya kembali dari rumah sakit, polisi sudah berdatangan mengamankan lokasi. Saya masuk ke dalam Gereja dan duduk di kursi tidak jauh dari pelaku pembomanan yang tergeletak di lantai. Saya amati dia cukup lama dan saya mulai merenung, “Haruskah hidupnya berakhir tragis dan sia-sia seperti ini?” Pada waktu itu, yang muncul di dalam benak saya bukan kebencian dan dendam. Perasaan yang muncul adalah belas kasihan kepada dia yang telah salah memilih jalan kehidupan.

Dari situlah inti pesan gembala itu muncul “Taburkanlah kasih dan pengampunan. Bukan dendam dan kebencian.” We love and we forgive. Tidak ada persungutan yang kita berikan. Tapi ucapan syukur kepada Tuhan yang kita persembahkan. Habis gelap, terbitlah terang. Setelah musibah, timbulah mujizat. Karena itu, sekalipun di mata manusia, hal ini merupakan tragedi dan bencana. Tapi dengan mata iman, saya memandang bahwa Tragedi 1053 pasti menjadi MUJIZAT 1053.

Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikkan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Tidak ada kemuliaan, tanpa melalui salib. Justru melalui peristiwa ini, dunia telah melihat bahwa Tuhan Yesus dahsyat dan ajaib.

Pdt. Jonatan Jap Setiawan
GBIS KEPUNTON
SOLO, JAWA TENGAH

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.