Labels

Sunday, December 25, 2011

Dua Macam Ujian, Dua Macam Penentuan

"Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." - Ayub 2:9-10

"Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 'Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.'" - Bilangan 20:12

"Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya." - Mazmur 106:32-33

2012 tinggal sesaat lagi, dan sesaat lagi pula semua penggenapan, peninggian dan penentuan mulai terjadi sesuai dengan porsinya. Ketika mendengar Ev. Iin Tjipto berkotbah saat perayaan Natal di Balai Samudera beberapa hari lalu, langsung terbayang sebuah film berjudul Legion yang dirilis tahun 2010. Terbayang sebuah adegan dimana sekelompok orang terjebak di sebuah kafe di tengah gurun dan dikepung oleh banyak makhluk jahat. Mereka menghadapi berbagai tekanan dan cobaan dalam dua tahap, karena sebelumnya mereka telah diperingatkan bahwa ujian pertama adalah menguji KEKUATAN mereka, yang berikutnya adalah menguji KELEMAHAN mereka. Pada ujian pertama semua dapat mengatasi dengan baik, namun pada ujian kedua banyak yang tewas.

Sesaat setelah saya kembali teringat akan film tersebut, Roh Kudus memberi pengertian yang sejalan dengan hal itu, "Hampir semua hamba-Ku yang tertulis di Alkitab lulus ketika diuji kekuatannya, namun sangat banyak yang gugur dan gagal ketika diuji kelemahannya." Apa yang dialami Ayub itu hanyalah ujian KEKUATAN, begitu juga saat Daud masih dalam kejaran Saul. Namun apa yang dialami Musa, Simson, Saul, Salomo bahkan raja Daud hingga Ananias & Safira, semuanya adalah ujian KELEMAHAN yang mematikan.

Ketika kita semua berjalan dalam penantian panjang sampai janji yang kita terima menjadi daging, yang kita perlukan hanya percaya supaya kita tidak menjadi kecewa. Namun ketika kita mulai masuk & menikmati semua penggenapan janji tersebut, menikmati keindahan dan segala kemegahan yang menyilaukan, adakah hati kita tetap setia? Musa teledor hingga tidak dapat masuk Tanah Perjanjian, Simson sombong, sembrono & main-main, Saul takut tidak dihormati, Salomo terlalu dipuja karena hikmatnya, raja Daud lengah memilih kenyamanan saat harus berperang hingga harus jatuh menderita karena berzinah dengan Batsyeba, Ananias & Safira bahkan harus mati bahkan di tengah-tengah atmosfir kebangunan rohani yang dahsyat di masa itu.

Ujian KEKUATAN biasanya datang dari luar, untuk menghadapinya diperlukan PERISAI IMAN. Namun ujian KELEMAHAN datang dari dalam, dari kedagingan dan kelemahan kita, dari kesukaan kita akan dosa, dari kebanggaan kita, bahkan dari suatu pemikiran yang menurut kita baik tapi belum tentu benar. Itu sebabnya untuk menghadapi ujian tersebut diperlukan ROH KUDUS dan HATI HAMBA (Hineni) secara total.

"Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!" - Yoel 3:14

Ketika semua impian jadi kenyataan, semua janji menjadi daging, semua peninggian telah terjadi maka semua penentuan bersifat FINAL! Itulah sebabnya kita selalu diingatkan akan SIKAP HATI yang dapat menentukan, karena semua yang bersifat final tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat diubah.

Saya berharap baik diri saya sendiri dan Anda semua menyadari satu hal ini, yaitu bahwa bukan penggenapan janji maupun memasuki masa keemasan yang jadi masalah, melainkan apakah kita memenangkan pertandingan ini hingga garis akhir, sampai Tuhan datang kembali.

"Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." - Lukas 17:10

Wednesday, December 21, 2011

Jurnal Natal 20.12.2011 - Vol. 2

"Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya ... Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir." - Kejadian 41:41-45

"Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya." - Keluaran 2:15-16

Sejarah bangsa Israel berkaitan dengan Mesir sangat ditentukan oleh dua tokoh besar. Yang pertama ialah Yusuf, tokoh yang membawa masuk bangsa Israel ke Mesir. Yang kedua ialah Musa, yang membawa bawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Yusuf adalah "Alpha"-nya dan Musa adalah "Omega"-nya.

Namun perkara membawa masuk maupun keluar bangsa Israel dari Mesir ternyata memiliki persyaratan dan ketentuan yang sama, yaitu:
  • Yusuf - Pertama-tama dilantik dengan tanda pemberian cincin meterai Firaun, selanjutnya dipersatukan dengan anak imam dalam pernikahan sehingga Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Ada unsur raja sekaligus unsur imam yang disatukan.
  • Musa - Sejak bayi diasuh dan dididik sebagai seorang pangeran Mesir, anak dari putri Firaun. Lalu di Midian ia bertemu dan menikah dengan anak seorang imam. Juga ada unsur raja sekaligus unsur imam yang disatukan.
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, IMAMAT YANG RAJANI, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." - 1 Petrus 2:9

"Dan yang telah membuat kita menjadi suatu KERAJAAN, menjadi IMAM-IMAM bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin." - Wahyu 1:6

Bukankah destiny kita adalah menjadi imamat yang rajani. Tuhan menghendaki setiap Gereja-Nya untuk memiliki kedua pengurapan ini sekaligus. Ada orang yang ke-imam-annya kuat, namun sisi rajanya lemah sehingga hanya mahir berbicara perkara-perkara rohani namun kehidupannya melarat atau bahkan lebih buruk lagi menjadi pengangguran. Sementara ada orang yang sisi rajanya kuat, namun tidak memiliki hati seorang imam. Orang tersebut sangat berhasil dalam usaha dan bisnis, namun ketika bersentuhan dengan perkara rohani malah menghindar dan menunjuk orang lain untuk mengerjakannya.

Tahun 2012, Tuhan menghendaki semua kita untuk memiliki keduanya sekaligus sama seperti Yusuf dan Musa. Mintalah pengurapan keduanya dan bersiaplah untuk menuai sampai akhir!

Balai Samudera - Kelapa Gading, Jakarta

Jurnal Natal 20.12.2011 - Vol. 1

"Kata Yusuf kepadanya: 'Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya tiga hari; dalam tiga hari ini Firaun akan MENINGGIKAN engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya.'" - Kejadian 40:12-13

"Yusuf menjawab: 'Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari; dalam tiga hari ini Firaun akan MENINGGIKAN engkau, tinggi ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu.'" - Kejadian 40:18-19

Tahun 2012 sudah semakin dekat, inilah masa penggenapan segala sesuatunya tanpa ada yang ditunda maupun disisakan. Masa di mana setiap aspek, entah itu kudus - mulia maupun jahat - cemar akan mencapai puncaknya masing-masing. Gereja dan hamba-hamba-Nya di berbagai tempat di dunia akan ditinggikan hingga level raja-raja. Tuhan berfirman bahwa berkat dan penggenapan janji serta impian tidak akan terhindarkan. Semua yang dinyanyikan, semua yang didoakan, semua yang ditarikan, semua yang diyakini dengan disertai berbagai tindakan profetik tidak ada yang tidak digenapi. Semua harus genap!

Pertanyaannya adalah: Apakah kita siap? Peninggian yang mana yang akan menjadi akhirnya bagi kita? Seperti juru minum yang dengan benar melayani Raja sekalipun ditinggikan sedemikian rupa? Atau seperti juru roti yang akhirnya terjebak dengan segala berkat dan terlena dengan kelimpahan hingga berakhir menjadi kutuk?

Penggenapan dan peninggian akan diikuti dengan penentuan. Gereja dan dunia semuanya ada dalam lembah penentuan. Respon dan sikap hati kita akan menentukan apakah kita mencapai destiny yang sudah ditetapkan. 

"Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang. Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam." - Maleakhi 4:1-3

Hari yang datang itu adalah 2012. Dan demikianlah pesan Tuhan akan hari itu, bahwa semuanya akan diuji seperti masuk ke perapian. Semua akan gegabah, namun siapa yang berbuat fasiklah yang akan terbakar. Seberapapun ditinggikan milikilah terus takut akan Tuhan sampai akhir sehingga kita diberikan sayap keajaiban untuk mencapai garis akhir dengan kuat seberapapun berkat yang dilimpahkan. Sehingga kita dapat menaklukkan dunia di bawah telapak kaki kita pada hari yang telah Tuhan persiapkan.

Balai Samudera, Kelapa Gading - Jakarta

Sunday, December 4, 2011

Penuai & Tuaian

"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala." - Lukas 10:2-3

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." - Galatia 6:9

Jadi sadarilah bahwa tuaian itu memang sudah ada, selalu ada dan banyak jumlahnya. Bahkan tuaian itu ada di mana-mana. Sesungguhnya Gereja Tuhan tidak akan pernah kekurangan tuaian, walaupun sangat banyak dari Gereja Tuhan yang banyak berdoa supaya anggota gereja mereka terus bertambah, banyak berdoa supaya dikirimkan tuaian. Tidakkah ini kelihatan aneh dan konyol? Padahal yang Tuhan kehendaki adalah meminta dikirimkan penuai-penuai, BUKAN tuaian.

Jadi siapakah penuai-penuai itu?

Adakah kita menunjuk orang lain lagi, sebagai ganti seharusnya kita menunjuk diri kita sendiri?

Bukankah Tuhan mengutus kita ke tengah-tengah kawanan serigala?

Apa persamaan antara mengirimkan penuai-penuai untuk tuaian dengan pengutusan diri kita ke tengah-tengah kawanan serigala?

Kitalah penuai-penuai itu, yang "dijeboskan" Tuhan ke tengah-tengah serigala, supaya sebagai domba-domba-Nya kita terus bergantung senantiasa dengan Gembala kita. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian supaya Ia MEMAKSAKAN KEHENDAK & RENCANA-NYA dalam hidup kita. Mintalah kepada-Nya, "Tuhan, paksakan kehendak dan rencana-Mu genap sempurna dalam hidupku. Jadikan aku penuai yang kuat seperti yang Kau kehendaki, supaya aku dimampukan untuk menuai bersama dengan Engkau."

Domba dan anak domba yang diutus ke tengah-tengah serigala, jika terus mengenal dan mengikuti suara Gembalanya, tentu tidak akan menjadi lemah dan dimangsa. Melainkan menjadi kuat, karena dalam kelemahan kitalah maka kita menjadi kuat karena Dia. Dan jika kita tidak menjadi lemah, maka kita akan menuai pada waktunya.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.