Labels

Friday, June 15, 2012

Nasib Penggenapan

"Maka kata Yesus kepadanya: 'Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?'" - Matius 26:52-54

Jadi saat itu Yesus mampu berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya, termasuk menghindari kutuk salib di Golgota. Namun bagi-Nya kekuasaan yang ada pada-Nya tidaklah berarti jika bukan selaras dengan kehendak Bapa. Kekuasaan tersebut malah dapat merusak tujuan utama Penebusan. Jika Yesus emosi dan akhirnya 12 pasukan malaikat benar-benar didatangkan maka rencana Penebusan akan gagal total tanpa dapat dicari lagi kesempatannya, artinya tidak ada kesempatan kedua untuk melakukan Penebusan. Karena pada saat itu tidak ada lagi yang berani menyalibkan-Nya, semua jadi tahu bahwa Dia adalah Anak Allah. Yahudi menyembah-Nya, Romawi takluk pada-Nya dan manusia tidak akan pernah menikmati zaman anugerah Gereja. Mungkin harus dicarikan Adam yang ke-3 untuk penggenapan itu, jika ada.

Bukankah ini waktunya penggenapan itu? 2012 ini masa firman jadi daging, mimpi jadi nyata dan janji jadi genap. Dan bagaimanakah semua itu akan digenapi? Bagaimanakah semua itu harus terjadi? Tidak lain adalah kerelaan untuk terus dipaksa, dipaksa dan dipaksa hingga mencapai Golgota. Sebab ketika berurusan dengan kehendak Allah maka kehendak manusiawi sekecil apapun tidak memiliki tempat. Jika kehendak manusiawi memperoleh sedikit tempat, maka penggenapan itu batal atau minimal tertunda untuk waktu yang tidak jelas kapan adanya "kesempatan kedua."

Jadi sebaiknya bertahanlah, bahkan sekalipun iman sudah tidak ada, jangan keluar dari arena pertandingan, sampai Yesus sendiri yang berkata, "Sudah selesai."

Saturday, June 9, 2012

Buang Babi-Babimu

"Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka." - Matius 8:34

Gadara atau Gerasa adalah daerah yang terkutuk dan gersang seperti banyak daerah lainnya. Namun hari itu Yang Terbesar & Yang Termulia - Yesus Kristus sendiri - datang secara mendadak dan terjadi sebuah lawatan yang begitu dahsyat, dua orang yang kerasukan setan sekian lama mengalami kemerdekaan. Dan itu barulah "hidangan pembuka" dari yang hendak Tuhan bagikan kepada semua penduduk setempat. Sayangnya, Yesus hanya bisa menghidangkan "appetizer" untuk kemudian ditolak dan diusir tanpa diberi kesempatan untuk melanjutkan apa yang sudah disediakan bagi mereka.

Karena sekawanan babi mati, maka sejumlah besar kekayaan fasik hilang. Karena uang hilang, maka hati yang terpaut dengan uang menjadi sedih dan marah. Karena marah, maka berkat yang murni dan besar tidak terlihat bahkan ditolak. Padahal jika mau berpikir lebih sederhana, maka kita akan menyadari bahwa memulihkan orang yang kerasukan setan jauh lebih sulit daripada mendatangkan sejumlah besar kekayaan. Dan jika saya adalah pemilik dari kawanan babi tersebut, mungkin saya akan mencoba mengundang Yesus ke rumah sambil membicarakan ganti rugi akibat perbuatan-Nya daripada langsung mengusir-Nya. Atau bahkan Yesus dapat memberikan bisnis baru yang jauh lebih berprospek daripada beternak babi.

Namun memang sesuatu yang najis menghalangi orang untuk melihat peluang yang besar dari Tuhan. Tahun 2012 ini adalah kairos-Nya dimana Firman jadi daging, impian sungguh menjadi nyata bagi mereka yang mempercayainya. Tahun dimana begitu banyak berkat mengalir masuk selama kita didapati-Nya berkenan. Tahun dimana semua pasukan-Nya menduduki puncak gunung-gunung dunia menggantikan penguasa-penguasa lama yang akan ditiadakan (1 Korintus 2:6). Semuanya itu hanya dapat terjadi ketika sudah tidak ada babi lagi dalam hidup kita. Babi bukan sekedar bicara tentang kelemahan dan keburukan kita, melainkan bicara tentang sesuatu yang tidak dikenan namun kita masih anggap sebagai sesuatu kekayaan atau sesuatu yang dapat dibanggakan. Babi-babi itu bisa berupa kejayaan kita di masa lalu, pengalaman keberhasilan kita di masa lalu, nilai-nilai, prinsip-prinsip, kebenaran diri sendiri, pendeknya segala sesuatu yang kita pikir itu baik, padahal ujungnya kematian & kutuk.

Sampai saat ini, setelah peristiwa itu tidak pernah ada lagi cerita yang baik yang datang dari Gadara atau Gerasa sedangkan banyak kota lainnya yang dilawat dan diubahkan, menerima berkat dan menjadi berkat bagi banyak orang lainnya. Di Gadara, Tuhan diusir setelah Dia mengusir setan sehingga pada akhirnya tidak heran jika setan yang sama bahkan yang lebih banyak lagi akan datang menghabisi daerah itu.

Buang semua babi kita, walau prosesnya sangat tidak menyenangkan, namun terimalah dengan percaya dan rendah hati sebab yang Dia sediakan jauh lebih baik dan yang terbaik yang dapat kita nikmati dan menjadi berkat hingga ke bangsa-bangsa.

Thursday, June 7, 2012

Catatan SHRK Juni 2012 Hari Ke-3

Semua yang datang di SHRK kali ini sudah mulai masuk masa dewasa, artinya ada tanggung jawab, tuntutan dan berkat yang lebih lagi. Menjadi dewasa kali ini sungguh merupakan anugerah dan kemurahan Tuhan semata. Ini semua karena proses percepatan dalam waktu yang sudah semakin singkat. Dan Tuhan sekali lagi hendak mengingatkan supaya tidak seorang pun yang ketinggalan mengikuti kegerakan-Nya.


Diangkat Tuhan masuk dalam masa kedewasaan BUKAN berarti merasa lebih baik daripada yang lain. Justru sebaliknya kita harus waspada terhadap sikap hati yang sombong maupun minder (rendah diri). Tidak perlu membanding-bandingkan kehidupan kita masing-masing dengan orang lain, karena masing-masing punya tanggung jawabnya sendiri-sendiri dengan Tuhan. Tetap fokus dengan apa yang sudah Tuhan tetapkan jadi bagian kita.


Terus miliki sikap hati seorang hamba, namun bukan sekedar hamba saja, melainkan seorang hamba yang TIDAK BERGUNA yang tidak melakukan apapun selain yang diperintahkan Tuhan sendiri.

Wednesday, June 6, 2012

Catatan SHRK Juni 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2

Fleksibel = Tahu (Menempatkan) Diri

"Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 'Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.' ... Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: 'Tuan, ... Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.' Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia ... Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: 'Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.' Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya." - Matius 8:5-13

Perwira ini adalah contoh lain dari sikap fleksibel yang Tuhan butuhkan atas Gereja-Nya. Ia seorang atasan sekaligus seorang bawahan. Kesadaran seperti ini yang membuat Yesus takjub dan heran. Perwira ini sangat tahu diri dan tahu menempatkan dirinya dengan sangat baik. Bukankah Yesus semakin mudah untuk menyembuhkan hamba dari perwira itu?

Fleksibilitas Yesus & Kesatuan Tritunggal

"Tetapi Ia berkata kepada mereka: 'Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.' ... Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.'" - Yohanes 5:17-19

Tuhan Yesus adalah second in command setelah Bapa. Apapun yang dikerjakan-Nya di dunia semuanya hanya karena melihat Bapa bekerja. Tuhan  Yesus menempatkan diri-Nya dengan sedemikian sempurna, bahkan ketika di Getsemani kehendak-Nya berbeda dengan kehendak Bapa, Ia tetap menempatkan diri-Nya sebagai hamba yang tak berguna, yang hanya mengerjakan apa yang Bapa kerjakan. Fleksibiitas Kristus dapat digambarkan demikian: di satu sisi mengenai kedatangan-Nya yang kedua disebut HANYA BAPA yang tahu, Anak pun tidak, namun di sisi lain, Yesus Kristus ialah Raja di atas segala raja. Dapatkah Anda memahaminya?

Kesatuan Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus juga sama fleksibelnya dengan teladan yang ditunjukkan oleh Anak Manusia di bumi. Pada awalnya dengan suara mengguntur Bapa memerintah dunia dengan sedemikian rupa, namun ketika masanya Anak memerintah maka Bapa berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan dan dengarkanlah Dia." Dan ketika masanya tiba, maka Yesus berkata, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." - Yohanes 14:25-26. Dapatkah kita memahami bagaimana segalanya berlaku di antara Tritunggal yang sangat berkuasa itu?

"Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: 'Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.'" - Yohanes 7:28-29

Catatan SHRK Juni 2012 - Hari Ke-2 Vol. 1

Flexible & Unity

Pada Masa Penggenapan Semua Janji maka Gereja diharapkan tidak bersifar kaku dan egois dengan pemikiran lamanya sendiri-sendiri. Gereja harus mampu menjadi fleksibel untuk dapat memiliki kesatuan yang kokoh. Karena Gereja terdiri dari berbagai jenis individu dan menjalankan berbagai jenis tanggung jawab di lapangan, maka sangat diharapkan setiap kita mampu bertindak sesuai dengan perannya masing-masing di berbagai situasi yang dihadapi dari waktu ke waktu. Baik itu ketika kita menjadi seorang atasan yang memimpin dengan penuh tanggung jawab, maupun sebagai bawahan yang mentaati dengan sepenuh hati. Juga baik pada saat bekerja sendirian maupun ketika bekerja bersama-sama, ada toleransi dan pengertian yang lebih besar yang diperlukan demi kesatuan dan tujuan bersama.


Keteladan & Kelalaian Yonatan

"Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: 'Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.' Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya: 'Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku sepakat.'" - 1 Samuel 14:6-7


Saul adalah orang nomor satu sebagai raja Israel pada saat itu, namun ia tidak berfungsi dengan baik karena ketakutan menghadapi musuh. Beruntunglah anaknya, Yonatan sebagai orang nomor dua tidak mengikuti sikap pemimpinnya. Di saat semua orang melihat situasi yang ada sebagai bahaya, Yonatan malah melihat sebuah peluang walaupun kelihatan kecil. Yonatan sungguh merupakan "Kuda Hitam" yang dapat diandalkan ketika Saul sebagai "Kuda Utama" tidak mampu menjalankan fungsinya.

Lebih hebatnya lagi, pembawa senjata yang menyertai Yonatan ikut sepakat dengan apa yang hendak Yonatan lakukan. Padahal pembawa senjata itu bisa saja ikut ketakutan dan khawatir karena raja mereka sudah sangat down dalam menghadapi musuh hari itu. Kata "sepakat" dalam bahasa Inggris diterjemahkan demikian: "ikut sepenanggungan dengan segenap hati & segenap jiwa."

Yonatan adalah orang nomor dua setelah Saul. Namun ia mampu bersikap fleksibel dengan mengambil alih komando utama untuk menyerang musuh ketika Saul "lumpuh" dalam komandonya. Pembawa senjata juga memahami bahwa saat itu komando utama sedang beralih dari Saul kepada Yonatan. Kesepakatan dua orang yang segenap hati dan jiwa dan ditambah dengan penyertaan Tuhan menghasilkan sebuah pembalikkan keadaan yang tak terduga. Inilah tingkat fleksibilitas dan kesatuan yang Tuhan kehendaki untuk memasuki Masa Daud & Salomo nanti.

"Maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah dan berkata kepadanya: 'Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu.' Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang ke rumahnya." - 1 Samuel 23:16-18

Daud akan menjadi raja atas Israel menggantikan Saul, dan pada saat itu Yonatan bahkan tahu bahwa destiny-nya adalah menjadi orang nomor dua di bawah Daud kelak. Lebih menakjubkan lagi bahwa Saul pun mengetahui hal ini. Jadi di atas kertas, destiny Yonatan kelihatan pasti akan terpenuhi sampai ke garis akhir dengan kuat karena ada jaminan bahkan "restu" dari Saul sendiri. Namun ketika Daud ada di lapangan, Yonatan tidak ikut menyertainya melainkan kembali ke istana bersama dengan Saul. Maka jaminan itu pun menjadi sia-sia.

Tuhan menghendaki setiap kita Gereja-Nya untuk terus ada di lapangan, di ladang-Nya atau di mana pun yang Dia kehendaki dan tidak memilih perhentian apalagi kenyamanan dalam situasi yang sudah semakin singkat dan kritis ini. Karena sewaktu-waktu hari penggenapan itu terjadi, maka hanya yang siap, yang terus berada di lapangan, merekalah yang akan menikmati semua penggenapan itu.

Monday, June 4, 2012

Catatan SHRK Juni 2012 - Hari Ke-1

Sekilas Mengenai Jarahan Dari Belanda


Dari Kebiasaan Kepada Penggenapan

"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 'Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.' Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: 'Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.'" - Lukas 4:16-21

Tidak ada yang istimewa pada hari Sabat itu, hanya sesuatu yang rutin seperti hari Sabat lainnya. Di Sabat itu Yesus tidak melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan. Ia hanya membacakan beberapa kalimat dari kitab nabi Yesaya, sesuatu yang wajar, sesuatu yang rutin dilakukan di dalam rumah ibadat. Namun yang biasa rutin itu mendadak menjadi istimewa ketika Yesus mengajarkan bahwa pada hari itu genaplah nas yang pernah difirmankan sekian ratus tahun sebelumnya. Penggenapan janji-Nya terjadi pada saat yang biasa-biasa, pada saat sesuatu yang harus tetap dilakukan, dilakukan dengan setia dan segenap hati. Semua yang kita lakukan selama ini berkaitan dengan penggenapan janji-janji-Nya harus tetap dilakukan dengan setia dan segenap hati sampai tiba pada kairos-Nya sehingga hati Tuhan tergerak dan Dia berkata, "Pada hari ini genaplah."

Dan percayalah bahwa pada saat penggenapan itu tiba mata semua orang akan memandang, tertuju kepada penggenapan itu. Semua mata itu akan teralihkan kepada apa yang hanya dikerjakan oleh Roh-Nya. Bukankah penggenapan segalanya itu diawali oleh Roh Tuhan yang tercurah di mana pun yang dikehendaki-Nya, ketika tiba pada kairos-Nya?

Dapat Dipercaya

"Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia." - Yohanes 2:23-25



Dalam penggenapan janji-Nya ada warisan, kuasa, otoritas, kekayaan-kelimpahan, hikmat, berbagai terobosan dan seterusnya yang hendak diserahkan kepada Gereja-Nya dan kita semua percaya akan hal itu. Namun masalahnya apakah kita sebagai Gereja dipercayai-Nya?

Ketika seseorang percaya kepada Tuhan, maka hal itu sudah cukup untuk memenuhi semua kebutuhan dasar dari kehidupan orang tersebut. Namun ketika berbicara mengenai kelimpahan yang berkenaan dengan hak-hak Kerajaan-Nya, maka itu membutuhkan tingkat kedewasaan yang penuh sehingga Ia berkenan mempercayakan diri-Nya kepada orang tersebut. "Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan." - 1 Korintus 2:6.

"Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." - 1 Korintus 4:1-2. Dapat dipercayai, itulah kuncinya. Diberi kuasa namun tetap melayani, diangkat tinggi namun tetap rendah hati, diberkati berlimpah namun tetap murah hati, diberi banyak kepercayaan namun tetap menganggap diri adalah hamba yang tak berguna. Atau berbalik menuntut untuk dilayani ketika menjadi penguasa, sombong & gila hormat ketika diangkat tinggi, hati berubah menjadi tamak ketika harta dilimpahkan dan merasa pantas ketika pujian datang?

Mewaspadai Serangan

"Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi." - Lukas 4:28-30

Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah ketika penggenapan segalanya hendak terjadi, maka waspadalah terhadap serangan musuh. Tetaplah berjaga-jaga, peliharalah iman, sikap hati kita yang menentukan di akhir segala sesuatunya.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.