Labels

Friday, January 31, 2014

Derap Dalam Harap

Derap berlaksa-laksa kuda datang
Hadir dari empat penjuru menantang
Demi genapi serangkaian janji
Yang nyatanya jauh di luar imaji

Deru mereka bagai gunung runtuh
Pasukan yang amat banyak bergemuruh
Demi penuhi mulianya takdir
Yang puncaknya lampaui pikir

Hati siapa yang tak gentar
Jika palu Hakim sudah jatuh bantar
Menolak mereka yang di dalam
Jadikan hidup drastis kelam

Jiwa siapa yang tak ceria
Saat Sang Raja kokoh mendunia
Mengukuh mereka yang setia
Melampaui nasib para cendikia

Lihat dan simaklah sekeliling
Bernas yang sudah siap dituai
Panggung baru kokoh tak bergeming
Tuk siarkan kabar baik nan permai

Cermat berharap dalam terang
Duka kan segera usang
Saat yang sempurna datang
Semua akan nyata benderang

Raja Hakim sungguh tak sabar
Untuk pesta yang segera digelar
Untuk sidang yang sarat amar
Sampai rumah-Nya penuh akbar

Thursday, January 30, 2014

Imlek 4712 (2565): Balak, Bileam & Kuda Troya

"Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu." - 2 Petrus 2:14-16

Saya teringat akan sebuah nubuatan yang disampaikan oleh nabi-Nya, Morris Cerullo di Tel-Aviv pada akhir Oktober 2013 lalu bahwa akan terjadi die off pada generasi sepuh dan saatnya untuk mengalihkan tongkat estafet kepada generasi berikutnya. Die off dalam bahasa Indonesia berarti mati satu demi satu, dan memang itulah yang mulai sedang dan akan terus terjadi di 2014 ini hingga Tuhan datang kedua kali. Dan kabar demi kabar dari para hamba-Nya dan anak-anak-Nya, baik yang sudah selesai bertugas ataupun yang dianggap sudah tidak bisa melanjutkan tugas mereka lagi, sudah mulai dipanggil pulang. Hal ini sama seperti ketika kepemimpinan Musa diwariskan kepada Yosua.

Di hari-hari terakhir kepemimpinan Musa, bangsa Israel melakukan pertempuran terhadap Sihon - raja Amori dan Og - raja Basan dan memperoleh kemenangan yang gemilang (Bilangan 21). Namun ketika tiba di Moab dan harus berhadapan dengan Balak bin Zipor - raja Moab, bangsa Israel mengalami kemenangan yang amat menyakitkan. Balak telah berusaha menaklukkan Israel sebanyak tiga kali, yakni secara militer, politik maupun agama, namun semuanya gagal. Bileam yang berusaha ingin membantu Balak pun sama sekali tidak berdaya karena perlindungan Tuhan begitu sempurna.

Ternyata kisah Bileam dan Balak tidak berhenti di sana, melainkan ada keterlibatan dalam kasus Baal-Peor. Sejarahwan Flavius Yosefus yang menulis pada abad pertama Masehi memberikan keterangan lebih panjang mengenai peristiwa ini. Menurutnya, Bileam meskipun tidak menyampaikan kutukan kepada bangsa Israel, menasehati Balak dan para pemimpin Midian cara untuk membuat Israel terkutuk, yaitu dengan membuat mereka berdosa kepada Tuhan. Bileam menyuruh mereka mengirim wanita-wanita paling cantik untuk membujuk orang-orang Israel untuk menyembah berhala. Siasat ini berhasil dan dalam waktu singkat banyak orang Israel tergoda dan disesatkan. Jadi Israel dijebak untuk berdosa terhadap Tuhan sehingga ada 24.000 orang mati kena tulah.

Berdasarkan almanak Ibrani, saat ini hingga 23 September 2014 nanti adalah Tahun Ayin Dalet 5774. Sebelumnya adalah Tahun Ayin Gimel 5773. Sekarang perhatikan penulisan Ibrani antara Ayin Gimel (עג) dengan Og (עוג) - raja Basan, keduanya dibedakan dengan satu huruf saja, yakni huruf Vav - yang berarti paku. Jika pada tahun Ayin Gimel, Tuhan meminta kita untuk terus melangkah supaya kita mengalami next level, maka arti nama Og dengan huruf paku di tengah memberikan arti stagnasi atau langkah atau perjalanan yang tertahan sehingga tidak mengalami peningkatan.

Sekarang kita telah memasuki Ayin Dalet 5774, kita telah melewati Og dan sekarang berhadapan dengan Balak bin Zipor dan bertepatan dengan dimulainya die off serta regenarasi kepada generasi yang berikutnya, seperti Musa kepada Yosua. Lalu apa arti semuanya ini? Apa kaitannya dengan kita di 2014 ini? Camkan ini, bahwa memasuki Imlek 4712 (2565) atau yang disebut sekelompok orang sebagai Tahun Kuda Kayu, Gereja dan dunia akan berhadapan dengan tipu daya Balak dan Bileam.

Sang Kuda Kayu, Sang Kuda Troya

Setelah 10 tahun berperang, Yunani masih kesulitan untuk menaklukkan kota Troya karena Troya memiliki benteng yang teramat kuat dan sama sekali tak dapat ditembus, sampai suatu saat Yunani melakukan sebuah taktik dengan Kuda Troya.

Konon pada akhir perang Troya dengan Yunani, 40 prajurit Yunani bersembunyi di dalam Kuda Troya yang berukuran raksasa yang biasa ditujukan sebagai pengabdian atau penghormatan kepada dewa laut Posseidon. Kuda Troya tersebut dibiarkan begitu saja berdiri dan "tertinggal" di depan gerbang benteng kota Troya dan pasukan Yunani pura-pura meninggalkan kota Troya kembali berlayar ke laut. Karena menurut para petinggi Troya dianggap tidak berbahaya, maka Kuda Troya itu dimasukkan ke dalam benteng Troya yang tidak dapat ditembus oleh para prajurit Yunani selama kurang lebih 10 tahun perang Troya bergejolak. Pada malam harinya, 40 orang pasukan Yunani keluar dari perut kuda kayu tersebut, membuka pintu gerbang dari dalam, memasukkan seluruh pasukan Yunani yang ada di luar dan akhirnya merebut kota Troya. Sejak hari itu kota dan penduduk Troya tidak ada lagi di muka bumi.

Perhatikan dan camkan ini dengan sungguh! Balak dan Bileam menjebak bangsa Israel dengan Baal-Peor, Yunani menjebak Troya dengan Kuda Kayu Troya, maka selama 2014 ini umat dan pasukan Tuhan seharusnya memahami bahwa tanpa mata yang terus tertuju kepada Tuhan dan tanpa hati yang terus melekat kepada Tuhan, niscaya kitapun akan jatuh pada kasus yang serupa. Kita harus semakin berjaga-jaga dan selalu waspada, terutama ketika suatu perkara yang kelihatannya baik datang kepada kita, hadapkan dahulu ke Tuhan, konsultasikan dahulu kepada Roh-Nya supaya apapun keputusan yang kita ambil biar itu semua sesuai dengan kehendak-Nya yang sempurna.

"Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku. Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel." - Bilangan 25:11-13

Tahun ini juga Tuhan akan membangkitkan para Pinehas, yakni orang-orang yang berani mengambil resiko untuk tetap hidup sesuai dengan kehormatan dan kehendak Tuhan sekalipun di sekelilingnya banyak anak Tuhan yang jatuh dalam perzinahan dan penyembahan berhala karena berkat dan kekayaan dari seberang laut yang mulai berdatangan. Saya masih teringat pesan Tuhan dari seorang hamba-Nya, bahwa tahun 2014 ini akan ada banyak panggung yang dipercayakan kepada Gereja, yakni panggung kota, panggung bangsa bahkan panggung dunia. Namun bagian kita adalah mengubah semua panggung tersebut menjadi mezbah yang kudus dan berkenan, tetap mempersembahkan yang terbaik, yang memang merupakan bagian Tuhan dari seluruh hidup kita.

Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya.

Monday, January 27, 2014

2014: Tahun T, Tahun TULAH

"Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa-- maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Elohim. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Elohim." - 2 Petrus 2:4-11

Betapa dahsyatnya wibawa Tuhan ketika Ia melalui rasul-Nya menyebutkan tindakan-tindakan penghakiman-Nya di waktu lampau satu per satu secara berurutan baik secara historis, kronologis maupun skala kejadiannya. Mulai dari pembuangan para malaikat yang membangkang di kekekalan, peristiwa air bah di zaman Nuh maupun pemusnahan Sodom dan Gomora. Tidakkah itu cukup alasan bagi kita untuk takut dan gentar akan Dia? Serta memahami betapa waktu ini sungguh amat menentukan hingga kepada kekekalan?

Tuhan mencanangkan bahwa 2014 ini adalah Tahun T, yakni Tahun Theo atau Tahun Tuhan yang berkaitan dengan Tahun Pemerintahan Tuhan di Bumi, juga Tahun Taat & Tunduk, Tahun Tepat, Tahun Tekun, Tahun Tekad, Tahun Terobosan dan sebagainya. Namun berkaitan dengan terselenggaranya Pemerintahan Tuhan di Bumi, Tahun T juga adalah Tahun TULAH yang ditujukan pertama-tama kepada Rumah-Nya yakni semua umat dan pasukan-Nya, dan yang kedua adalah kepada seluruh dunia. 

"Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Elohim sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?" - 1 Petrus 4:17

Mengapa Tahun Tulah? Jika berkenaan pada dunia, tulah memang merupakan penghukuman. Namun jika berkenaan dengan rumah Tuhan, hal ini merupakan tindakan pemurnian atau sterilisasi. Dan ini memang berkaitan dengan terselenggaranya Pemerintahan Tuhan di Bumi yang dimulai di 2014 ini. 

Mari kita simak sebuah contoh berikut, seorang teman saya yang adalah seorang anak Tuhan yang saleh dan setia kepada Tuhan, ia memiliki wibawa Tuhan ke manapun ia pergi. Dan siapapun yang melihat teman saya ini, maka mereka juga akan melihat Tuhan di dalam dirinya. Teman saya ini memiliki sekelompok tetangga di kampungnya yang juga sesama anak Tuhan, namun hidupnya masih terikat kebiasaan dan kelemahan dosa. Di antaranya, mereka masih suka merokok dan minum minuman beralkohol. Ketika teman saya hendak mengunjungi kelompok tetangganya ini, biasanya ia akan memberitahukan lebih dulu bahwa ia hendak berkunjung. Tujuannya adalah supaya ketika teman saya datang maka ia tidak menjumpai rokok maupun minuman beralkohol di tempat itu. Dan kelompok tetangganya ini memang sangat segan untuk merokok maupun minum-minum di hadapan teman saya ini. 

Jika terhadap teman saya tersebut, kelompok tetangganya bisa begitu segan dan sungkan untuk berbuat jahat hingga mereka melakukan "sterilisasi" tempat mereka sendiri dari rokok dan minuman beralkohol, apalagi jika kali ini hendak berhadapan dengan Yang Mahakuasa dan Yang Mahadaulat itu? Itulah sebabnya mengapa di awal tahun 2014 ini sudah begitu banyak bencana yang datang bertubi-tubi, yang bukan hanya terjadi di berbagai daerah di Indonesia, namun juga terjadi di berbagai bangsa di dunia.

"Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: 'Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.'" - Wahyu 14:6-7

Tahukah Anda bahwa sebuah pesawat bernama Pilatus di Tual (Maluku Tenggara) jatuh dan menewaskan 4 orang korban? Gunung Sinabung menimbulkan derita dan kerugian yang lebih besar lagi? KMP Munawar Ferry tenggelam dan memakan korban serta menimbulkan kerugian materi yang sedemikian banyak? Juga banjir bandang di Menado dan bencana banjir di Jakarta dan berbagai daerah lainnya di Indonesia? Ya, semua terjadi hanya di Januari 2014 ini saja, termasuk yang terbaru adalah gempa berkekuatan 6,5 SR yang terjadi di Kebumen, Yogyakarta dan sekitarnya. Inilah tulah dari keempat unsur bumi, yakni api, air, tanah dan udara. Juga bencana yang meliputi langit, bumi, laut serta mata air.

Sadarilah dan ketahuilah bahwa pada Januari ini keempat jenis tulah bencana yang meliputi keempat unsur bumi itu barulah sesi pemanasan atau "hidangan pembuka". Dan keempatnya akan mulai "unjuk gigi" dan berlomba-lomba mulai Februari, yang TIDAK kebetulan bertepatan dengan Tahun Baru Imlek (Kuda Kayu), hingga akhir 2014 nanti. Namun kita tidak perlu takut mapun khawatir, sebab ini merupakan bagian dari rencana Tuhan dan bahwa Tuhan berdaulat dan memegang kendali penuh atas umat kepunyaan-Nya. Bagian kita adalah mengucap syukur dalam segala hal, memperkatakan atau mendeklarasikan pernyataan-pernyataan iman sesuai dengan tuntunan Roh Tuhan, mempersiapkan diri dan pelayanan untuk menghadapi gelombang tsunami lawatan dan tuaian jiwa-jiwa yang detilnya harus dilakukan tepat sesuai dengan kehendak Tuhan dalam pribadi dan pelayanan kita masing-masing.

Tahun Tulah 2014 ini Tuhan pakai untuk menghakimi rumah-Nya, memurnikan umat-Nya, mengokohkan Kerajaan-Nya, meneguhkan pemerintahan-Nya serta menghukum dunia. Maka dari itu bersiaplah, dan tetap jadikan Kristus sebagai pusat dari segalanya.

Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.

Wednesday, January 22, 2014

Hannah Dalam Sekilas Perenungan

"Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya. Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan. Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: 'Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?'" - 1 Samuel 1:5-8

"Elkanah memberikan kepada Hannah sebuah porsi ganda, karena ia amat mengasihi Hannah dan Tuhan menutup kandungannya. Tetapi Penninah memprovokasi dan menyakiti hatinya, karena terus menyinggung hal itu setiap tahun, setiap kali mereka pergi ke rumah Tuhan. Hannah hanya bisa menangis dan kehilangan selera makannya. Elkanah mencoba menghiburnya, 'Sayang, mengapa engkau terus menangis memikirkan hal itu sehingga tidak mau makan? Mengapa engkau terus menerus bersedih? Bukankah aku ini milikmu yang jauh lebih berharga dari semua anakku?'" - 1 Samuel 1:5-8 (Terjemahan Bebas)

Hannah seorang wanita yang saleh, hormat kepada suaminya, suaminya juga amat mengasihi dia bahkan sesungguhnya ia juga menghormati Penninah walau Penninah adalah istri kedua suaminya, yang melahirkan sepuluh orang anak. Jadi Hannah tidak memiliki masalah apapun dalam hidupnya, kecuali perkara Penninah yang setiap tahun memprovokasi jiwanya dan menyakit hatinya di hadapan Tuhan karena ia mandul. Harus kita sadari bahwa pada masyarakat Yahudi zaman itu menganut nilai bahwa perempuan yang mandul merupakan sebuah aib yang amat besar dan sebagian besar orang menganggap bahwa perempuan tersebut seperti sedang "dihukum" atau "dikutuk" Tuhan.

Dengan demikian, dapat kita bayangkan betapa bangga dan congkaknya Penninah yang merasa begitu diberkati Tuhan sehingga melahirkan sepuluh orang anak. Entah untuk berapa lama Hannah menghadapi sikap sombong Penninah yang setiap tahunnya di rumah Tuhan secara rutin merendahkan derajat Hannah. Tanggungan Hannah kali ini lebih berat daripada Sara yang pada masanya harus berkonfrontasi dengan Hagar karena kebodohannya, sebab Hagar hanyalah seorang budak.

Namun sikap Hannah sungguh amat elegan, ia tidak menyalahkan suaminya yang mengambil Penninah. Ia juga tidak membalas perbuatan Penninah yang menyakitkan. Dan ketika ia dituduh hal yang keliru oleh imam Eli, Hannah merespon dengan rendah hati. Semua perkara yang dialaminya dihadapkan hanya kepada Tuhan. Padahal, apa sulitnya bagi Tuhan untuk membuka kandungan Hannah? Sebab sungguh tidak ada yang terlalu sulit ataupun mustahil bagi-Nya. Lalu mengapa Tuhan seperti membiarkan Hannah untuk mengalami semuanya itu?

Bukankah Tuhan juga pernah menutup kandungan Rahel hingga Yakub memiliki sepuluh anak laki-laki dari Lea, Bilha dan Zilpa dan barulah Yusuf lahir dari rahim Rahel? Maka sekarang kita ketahui bahwa antara Yusuf dan Samuel memiliki sebuah kesamaan, yakni bahwa mereka adalah anak laki-laki yang ke-11 dari ayahnya. Dan seperti yang kita ketahui bahwa baik Yusuf maupun Samuel memiliki destiny dan hidup yang luar biasa menginspirasi, jauh dibandingkan semua kakak mereka. Samuel menjadi hakim legendaris, hakim yang terbesar dari semua hakim yang pernah ada. Dari tangan Samuel, ia mengurapi dua raja pertama Israel, Saul dan Daud.

Keistimewaan Yang Kesebelas

Injil Matius, pasal 20 mengisahkan perumpamaan para pekerja yang dipekerjakan seorang tuan pemilik kebun anggur. Tuan ini terus menerus mengambil para pekerja dari pasar, mulai dari jam enam pagi, kemudian jam sembilan pagi, jam dua belas siang, jam tiga siang dan yang terakhir adalah jam lima sore. Dalam masyarakat Ibrani, jam lima sore merupakan jam ke-11 (eleventh hour) dari waktu kerja yang ada. Namun ketika saat memberi upah tiba, para pekerja jam ke-11 ini menerima jumlah yang sama dengan mereka yang bekerja selama 12 jam. Bedanya adalah para pekerja yang lain menerima upah karena negosiasi yang disepakati antara mereka dengan tuannya, sedangkan para pekerja jam ke-11 menerima jumlah yang sama karena kemurahan Tuhan semata.

Jika Anda adalah Elkanah, mana yang akan lebih membanggakan Anda? Kesepuluh anak laki-laki dari rahim Penninah atau Samuel yang legendaris? Namun pertanyaannya, apakah kita mau menapaki jalan Hannah? Termasuk semua caranya yang elegan menghadapi sikap Penninah TANPA pernah terpancing dan terprovokasi. Apakah kita mau tetap bertahan menanti sebelas jam di pasar? Setia menanti walau harapan kelihatan hampir habis? Sementara kita harus melihat teman-teman kita berkali-kali dipekerjakan dan diberkati sementara kita sendiri masih menganggur ataupun belum diberkati.

Sadarkah apa yang membedakan Rahel dengan Hannah, sekalipun dari mereka lahir pahlawan-pahlawan besar? Setelah melahirkan dan mempersembahkan Samuel, Hannah masih melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan dan Hannah tetap hidup bahagia setelahnya, sebab Tuhan membungkam mulut semua yang pernah mencemooh dia. Namun Rahel harus mati setelah melahirkan Benyamin, bahkan Rahel mati di tengah jalan dan dikuburkan sendirian tanpa "ditemani" suami ataupun anak-anaknya.

Tahun 2014 dan seterusnya merupakan akhir dari Akhir Zaman, masa ini sama sama seperti Samuel bagi Hannah, sama seperti Yusuf bagi Rahel, inilah masa jam kesebelas itu. Bagi kita yang masih berharap akan adanya suatu kejutan yang gemilang, percayalah bahwa tahun ini adalah tahunnya bagi kita semua. Peliharalah harapan, jagalah hati dan sikap kita. Hannah telah mendahului kita dan ia menginspirasi sedemikian rupa agar kita mengalami keajaiban yang serupa. Tuhan memberkati.

Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu.

TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.

Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan.

Monday, January 20, 2014

Jurnal SHRK Januari 2014 - Hari Ke-1

"Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali; pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas." - Mikha 7:11

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." - 1 Korintus 2:9

Dikatakan bahwa pagar tembok kita akan dibangun kembali dan pada hari itulah perbatasan kita akan diperluas. Dan inilah yang akan terjadi kepada kita semua sebagai umat dan pasukan-Nya di 2014 ini. Jadi ada kapasitas yang hendak diperbesar, ada daya kepak sayap yang hendak diperkuat, ada fondasi yang hendak diperkokoh dan ada tanggung jawab yang hendak dipercayakan. Pertanyaannya, apakah kita siap? Apakah kita bisa menangkap dan menyambar dalam ketepatan ketika itu semua datang? Atau ternyata kita malah membiarkan semuanya itu terlewat begitu saja?

Janji Tuhan dalam 1 Korintus 2:9 tentunya sudah amat sering kita dengar, terutama ketika kita menghadapi saat-saat hendak dikuatkan dalam lembah-lembah kehidupan. Yang tak pernah dilihat mata, yang tak pernah didengar telinga dan yang tak pernah dipikirkan sebelumnya, intinya kejutan-kejutan besar yang menyenangkan dan menggembirakan. Pertanyaannya tetap sama, apa kita siap? Apa kita siap ketika kita melihat sesuatu yang sesungguhnya dari Tuhan namun aneh bagi penglihatan kita? Apa kita siap ketika kita mendengar sesuatu yang sesungguhnya sudah Tuhan idamkan khusus bagi kita, namun aneh bagi pendengaran kita? Apa kita siap menyambut kejutan besar yang dari Tuhan yang bahkan belum ada di hati kita?

Bukankah Mesias itu ialah Anak Manusia? Namun hampir semua orang Farisi terkejut dan tidak bisa menerima-Nya. Bukankah Yesus itu ialah Mesias? Namun hampir seluruh keluarga-Nya di Nazaret kecewa dan menolak Dia. Padahal yang hadir hari itu ialah Yang Mahabaik yang dari Bapa di Sorga, yang memang melampaui penglihatan, pendengaran dan pikiran siapapun, namun ternyata tidak ada yang siap saat itu.

Di Akhir Zaman ini, apakah kita hendak mengulangi kesalahan dan kebodohan yang sama seperti yang disebutkan di atas? Ketika Tuhan berkata bahwa Ia sungguh menjanjikan dan segera menggenapi janji-Nya untuk memberkati kita dengan limpah, adakah Ia jumpai iman kita untuk menyambarnya? Sesungguhnya sekalipun itu di luar jangkauan pemahaman kita, namun di dalam Tuhan, semua itu masih di dalam jangkauan iman kita.

Tuhan tidak pernah menjanjikan masa depan yang serupa masa lalu kita, sebab yang Ia sediakan adalah pembalikkan keadaan yang sungguh akan membalikkan keadaan.

Thursday, January 9, 2014

Menjelang Paskah 2014

"Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" - Markus 14:13-15

"Go into the city. A man carrying a water jug will meet you. Follow him. Ask the owner of whichever house he enters, 'The Teacher wants to know, Where is my guest room where I can eat the Passover meal with my disciples?' He will show you a spacious second-story room, swept and ready. Prepare for us there." - Mark 14:13-15 (The Message Version)

Menjelang Anak Manusia menuntaskan takdir-Nya di bumi 2.000 tahun yang lalu, Ia membutuhkan sesuatu yang unik dan rinci, yakni sebuah ruangan untuk mengadakan perjamuan terakhir serta mengikrarkan perjanjian (covenant) antara diri-Nya dengan para ahli waris pertama-Nya - kedua belas rasul - dengan tubuh dan darah-Nya. Uniknya adalah bahwa spesifikasi ruangan tersebut disebutkan begitu rinci oleh diri-Nya sendiri, yakni sebuah ruangan di atas, berukuran besar, sudah lengkap dan tersedia. Keunikan ini mengingatkan kita akan sebuah ruangan yang lain, yang hampir serupa yakni ruang kamar di Sunem untuk nabi Elisa (2 Raja-Raja 4:9-10). 

Kesamaan yang pertama dari kedua ruangan tersebut adalah bahwa keduanya sama-sama terletak di atas. Bahasa Ibrani untuk kata "di atas" adalah aliyah. Dan kata "aliyah" berasal dari akar kata "alah". Dan ketika kita selidiki kata "alah" ini, ternyata maknanya amatlah dalam dan kompleks, di antaranya:

1. Untuk bergerak naik
2. Untuk menjadi unggul atau lebih unggul
3. Untuk berjumpa dengan Tuhan
4. Untuk bertumbuh
5. Untuk ditinggikan atau dimuliakan
6. Untuk dilatih dan dipersiapkan
7. Untuk menjadi sesuatu yang menyebabkan naik atau meningkat
8. Untuk dibangun atau dikuatkan secara mental
9. Untuk disertakan atau dimasukkan ke dalam (keintiman)

Saya yakin bahwa menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali, Ia mencari pasukan umat-Nya yang siap menyambut kedatangan-Nya itu dengan spesifikasi yang serupa dengan yang tersebut di atas, yakni mereka yang memikirkan perkara-perkara yang di atas, yang memiliki kapasitas yang besar, yang lengkap atau siap diperlengkapi dan yang siap tersedia untuk digunakan untuk menggenapi semua janji dan agenda-Nya.

Pertanyaannya, seberapa kita mau bergerak naik bersama Roh-Nya? Seberapa kita rindu untuk ditempa menjadi yang unggul bagi-Nya? Seberapa kita rindu berjumpa dengan-Nya secara pribadi? Seberapa kita rindu untuk bertumbuh menjadi dewasa dan layak menerima warisan kesulungan yang telah disiapkan-Nya? Seberapa kita rela ditinggikan dan dimuliakan seperti Kristus dimuliakan? Seberapa kita terus bertekad dan bertekun untuk dilatih dan dipersiapkan? Seberapa kita siap untuk menjadi sesuatu yang mengubah keadaan, membawa dampak dan menjadi pencetak sejarah bagi sekitar kita? Seberapa dalam mental kita hendak dibangun? Dan seberapa besar lapar dan haus kita untuk intim dan terlibat dalam setiap agenda-Nya?

Jika di antara kita masih ada yang merasa kurang, berdoalah dan nantikan Dia lebih lagi mulai dari sekarang. Sebab dalam roh saya ada keyakinan bahwa menjelang perayaan Paskah 2014 ini, Tuhan mulai aktif dan agresif memakai kita yang telah siap sedemikian rupa spektakuler dan fenomenal untuk menggenapi semua janji dan agenda-Nya. Ia telah menyiapkan banyak panggung bagi kita yang telah siap seperti Ia memakai Yusuf, seperti Ia memakai Musa, seperti Ia memakai Yosua, seperti Ia memakai Daud, seperti Ia memakai Salomo, seperti Ia memakai Paulus dan yang lainnya. Bersiaplah untuk semakin naik, semakin diperbesar, semakin diperlengkapi dan semakin rela.

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Elohim. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Elohim. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Thursday, January 2, 2014

Hagar Dalam Sekilas Perenungan

"Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu." - Kejadian 16:4

Hagar seorang perempuan biasa yang bekerja dan mengabdi kepada tuan dan nyonya Abram yang terhormat. Namun suatu ketika tiba-tiba saja sang nyonya memiliki ide untuk menyerahkan dirinya kepada tuannya untuk bisa memiliki keturunan. Mungkin memang sesuai arti namanya, terbang (flight), begitulah yang terjadi pada hidupnya. Hal ini sungguh bagaikan durian runtuh, seperti sebuah pembalikkan keadaan yang begitu tiba-tiba datangnya. Bagaimana tidak? Dari seorang budak rendahan, tiba-tiba memiliki kesempatan untuk berjasa besar memberikan keturunan satu-satunya dengan mengandung dan melahirkan darah daging sang tuan di tengah krisis usia saat itu, apalagi darah daging tersebut seorang laki-laki yang memang cocok bagi masyarakat penganut patrilineal seperti tuannya itu.

Hagar sungguh mulai memandang dirinya dengan amat berbeda, ia mulai merasa sejajar dengan sang nyonya dan semakin lama perasaan itu semakin besar sehingga ia bahkan tidak menganggap dirinya sebagai budak, melainkan sebagai sang nyonya "kedua" dengan memandang rendah sang nyonya sejati. Tindakannya ini bukan sekedar bahasa tatapan ataupun bahasa tubuh terhadap sang nyonya, namun juga melibatkan ucapan dan sikap yang sedemikian rupa merendahkan sang nyonya. Itulah sebabnya nyonya Abram merasa amat terhina, karena memang ada budak yang menghina nyonyanya.

Pertanyaan pertama, siapkah kita ketika kesempatan istimewa seperti yang datang kepada Hagar, juga datang kepada kita? Akankah kita tetap terjaga, sadar dan tahu diri bahwa diri kita hanyalah hamba-hamba yang tak berguna? (Lukas 17:10). Kita yang selama ini menantikan berbagai terobosan dan promosi dalam hidup; keuangan, pelayanan, pekerjaan, keluarga dan sebagainya. 

Pertanyaan kedua, bagaimana kita menyikapi semua yang ada, jika kita memang mendapat peran seperti Hagar? Hagar tak pernah memilih untuk menjadi budak orang lain dan ia juga tak dapat menolak ketika sang nyonya menyodorkan tubuhnya kepada sang tuan, sebab ia seorang budak yang tidak memiliki hak untuk memilih. Bahkan pada waktu Hagar kabur, maka Tuhan menjawabnya, "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." Dan kali itu Hagar taat dan rela membiarkan dirinya ditindas sampai sang nyonya mengusirnya. Apakah kita juga akan rela dan taat untuk membiarkan diri kita tetap ditindas atau menderita sesuai dengan kehendak-Nya? Menanggung yang mungkin menurut pikiran kita tidak pantas atau tidak layak kita tanggung. Hagar yang walaupun dalam kesombongannya merendahkan nyonyanya, ia juga berlaku setia dalam penderitaannya.

Hagar, biar bagaimanapun ia adalah seorang saksi iman dengan tetap setia menderita di bawah penindasan sang nyonya dan ia memperoleh bagian dari warisan janji Elohim kepada Abraham. Bukankah keturunan Ismael juga menjadi amat banyak dan amat kaya di dunia? Akankah hal itu dapat terjadi, jika seandainya Hagar memilih untuk tidak kembali kepada majikannya?

Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar -- Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab--dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.