Labels

Monday, August 31, 2015

Ayin Vav 5776 - Vol. 6: Kemuliaan Yang Tak Terduga

"Tetapi seperti ada tertulis: 'Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.'" - 1 Korintus 2:9

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. ... Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: 'Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?' Jawab Yesus: 'Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku." - Yohanes 14:15, 23-24


Siapakah yang bisa menolak jika suatu kejutan yang membahagiakan datang tepat di hadapan kita? Dan inilah 3 hal yang bertingkat yang dijanjikan Tuhan, yakni:

1. Sesuatu yang sudah sering kita dengar, namun belum pernah kita lihat sebelumnya dan akhirnya menjadi kenyataan.

2. Sesuatu yang sempat tersirat dalam hati dan pikiran kita, biasanya berupa sebuah ide atau gagasan dan akhirnya benar-benar menjadi kenyataan, baik itu oleh kita sendiri atau kita dengar ada orang lain yang mengalaminya.

3. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah kita pikirkan akan terjadi, entah dalam hidup kita maupun hidup orang lain, namun akhirnya kita sendiri atau orang lain mengalaminya juga.

Dapatkah kita melihat kemuliaan demi kemuliaan maupun kedalaman demi kedalaman di setiap levelnya? Dan ketiga hal inilah yang Tuhan sudah siapkan bagi Gereja dan Pasukan-Nya di Tahun Yobel Besar - Ayin Vav 5776 ini sesuai dengan porsi masing-masing anak-anak-Nya yang selama ini tetap mengasihi-Nya.


Sesungguhnya ketiga hal tersebut sudah ada tersedia, namun semua itu hanya ditujukan kepada yang mengasihi Tuhan, yakni mereka menuruti firman-Nya. Dan untuk mengasihi-Nya membutuhkan segala-galanya. Sadarkah kita bahwa wujud termulia yang pernah termanifestasi di muka Bumi ini dari apa yang tertulis di 1 Korintus 2:9 ini ialah Yesus Kristus nama-Nya? Sang Firman (Anak Allah) yang telah menjadi daging (Anak Manusia). Dan tetap saja hampir seluruh bangsa Israel telah gagal menerima Sang Anugerah itu sendiri, bahkan sampai hari ini, sehingga akhirnya selama 2.000 tahun, Tuhan yang juga adalah Sang Mesias masih tetap mengalami penolakan dari bangsa-Nya sendiri. Sehingga akhinya Injil diberikan dan diterima oleh bangsa-bangsa lain (Gentiles).

Bukankah arti Vav adalah sesuatu yang menjadi daging dan menjadi nyata? Namun adakah kita sungguh siap menerima semua itu? Menerima apa yang belum pernah kita lihat, menerima apa yang belum pernah kita dengar, dan menerima apa yang tidak pernah timbul dalam hati dan pikiran kita. 

Coba renungkan ini, bahwa hanya mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, yang melakukan semua kehendak-Nya, yang tidak lagi menegosiasikan semua didikan-Nya, merekalah yang sanggup menerima apa yang tak pernah diduga atau timbul dalam hati. Karena jika tidak demikian maka jatuhnya akan sama seperti bangsa Israel, yakni menjadi kecewa dan menolak Dia Yang Diurapi.


Saat itu Yudas yang bukan Iskariot bertanya tentang alasan Tuhan menyingkapkan identitas-Nya hanya kepada murid-murid-Nya, namun tidak kepada seluruh Israel dan dunia. Karena memang hanya para murid sejati, yakni orang-orang yang merelakan dirinya untuk terus dididik, adalah yang mampu mewarisi apa yang bahkan tak pernah timbul dalam hati dan pikiran. Yakni rahasia-rahasia ilahi dan kemuliaan-kemuliaan yang telah menanti berabad-abad untuk dinyatakan segera.

"Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-- bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin." - Roma 16:25-27

Coba renungkan lagi, bukankah segala hal yang disebut sebagai perkara yang belum pernah timbul di dalam hati manusia disebut sebagai sesuatu yang baru? Mulai dari saat kita menerima keselamatan pertama kali, kita mulai menjadi ciptaan yang baru, hingga terus menjadi dewasa sebagai manusia baru, yang dibaharui dari waktu ke waktu. Namun seringkali semua yang baru ini terhalang dengan cara pikir kita yang lama karena kita terbiasa dengan pola dan rutinitas. Dan di sinilah peran didikan Tuhan diperlukan, untuk meruntuhkan cara berpikir yang lama dan memiliki pengertian-pengertian ilahi.


Anugerah Vs. Zombie

Pada awal Februari 2015 lalu, Tuhan berfirman kepada saya secara pribadi, demikian,

"Tahun Yobel Besar jatuh pada Tahun 5776 Ayin Vav (עו), dan itu tahun yang luar biasa penting dan signifikan bagi semuanya. Arti angka 6 (Vav) adalah manusia atau jadi daging (become flesh). Dan manusia yang dari debu tanah dapat menjadi hidup karena Aku menghembuskan nafas kehidupan ke dalamnya. Ingatlah bahwa Hey, angka 5 dalam Ibrani, salah satu artinya adalah nafas kehidupan (nashamah / הנשימה). Jadi, di tahun 5775 Ayin Hey ini, kejarlah semua didikan sebanyak mungkin, jangan menyerah, paksakan terus dirimu untuk bisa terus tinggal dalam anugerah-Ku, sebab jika tidak maka kamu akan kesesakan nafas di tahun depan. Bahkan lebih buruk lagi jika kamu jadi zombie, yakni kelihatan hidup namun sebenarnya sudah mati!"

Ini sungguh bukan waktunya kita untuk betah di zona nyaman dan masih ragu-ragu untuk melangkah sekalipun itu ekstrim adanya. Ini bukanlah saatnya untuk tetap mengeluh dan mengasihani diri kita sendiri, sebab jika itu masih terus dilakukan maka menjadi zombie bukanlah sesuatu yang aneh, bukan saja kelihatan hidup tapi sudah mati, namun yang lebih buruk lagi adalah menyangka diri masih hidup namun ternyata sudah mati. Menyangka diri adalah domba, padahal kambing. Dan bukankah baik domba maupun kambing tidak pernah menyadari siapa mereka sebenarnya sampai Tuhan yang menyingkapkan semuanya?

Sekarang saya semakin mengerti maksud pesan-Nya beberapa bulan lalu untuk saya makin mengingini didikan-Nya lebih lagi, karena pada Ayin Vav 5776 saudara dan saya akan melihat kemuliaan demi kemuliaan yang sesungguhnya bahkan tak pernah timbul dari dalam hati dan pikiran kita.

Namun jika kita tidak cukup mengasihi-Nya, maka sikap kita takkan berbeda seperti bangsa Israel 2.000 tahun yang lalu ketika Anak Manusia yakni Sang Mesias datang kepada mereka. Kita akan sulit menerima sesuatu yang tidak pernah timbul di dalam hati kita itu.


Kemuliaan Yang Tak Terduga

Impian, kerinduan, bahkan imajinasi terliar kita BUKAN sesuatu yang bisa dikategorikan sebagai "yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia." Ini melebihi yang bisa kita duga, namun hanya dengan iman hal itu nyata tersedia. Itu sebabnya tanpa didikan yang ekstrim, tanpa kasih yang sedemikian rupa, tanpa pengenalan yang dalam takkan bisa sisi manusiawi seseorang bisa menerima "yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia." Inilah kemuliaan yang tak terduga, yang disimpan berabad-abad, yang menyebabkan Tuhan rela turun ke dunia dan menggenapi semua yang telah dijanjikan-Nya.

Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.

Monday, August 24, 2015

Yang Lama Telah Berlalu

Di tepi jalan sang jendral
Kulihat bayang-bayang impianku
Yang telah lama hanyut dalam
Hiruk pikuk ibukota

Mereka memang diam membisu
Pun tak sanggup menyapa dalam tatapan
Namun jelas sekali terhenyak
Bahwa sanubariku tersapa 

Dan jelaslah sudah tergadai impian haram
Yang tertebus oleh darah termahal
Kini hanya dapat menatap bisu
Dari balik tutup peti mati

Sejak hari ini juga hatiku mantap
Sambil bersenandung dari relung
Di mana Engkau berada, di situ juga aku
Impian-Mu jadi mimpiku, selamanya

Jakarta, 18 Agustus 2015

Thursday, August 20, 2015

Maurice Sklar's Vision - August 17th, 2015

On this past Monday evening, I was listening to Rick Taylor preaching at the Healing Rooms. Suddenly, I had a vision. I saw us all pressing in with all our might in the Spirit in spiritual warfare. We had our full armor on. Our shields of faith were flush together over our heads. They were together so tight that it looked like one massive shield in front of us and over our heads like a wall of fire.

Pada Senin malam yang lalu, saya sedang menyimak kotbah Rick Taylor di Healing Rooms. Tiba-tiba, saya mendapatkan sebuah penglihatan. Saya melihat kita semua bergerak mendesak di dalam Roh dalam peperangan rohani. Kita mengenakan seluruh persenjataan. Perisai iman kita menudungi di atas semua kepala. Semua perisai begitu rapat sehingga terlihat seperti sebuah perisai raksasa yang melingkupi di depan dan di atas kepala bagaikan tembok berapi.

Our swords were drawn and out in front of us. We were not many, but we were mighty before the enemy. We were gaining ground inch by inch. Satan was hitting us with all he had. His greatest principalities were hitting us. Arrows with flaming heads were raining down upon us like rain. I could not even see the air or sky, just what looked like millions of arrows. 

Semua pedang terhunus di depan kita. Kita tidak banyak, namun amat perkasa di hadapan barisan musuh. Kita menguasai medan, inci demi inci. Satan menyerang dengan segala yang dia punya. Pemerintah-pemerintahnya yang terbesar menyerang kita. Panah-panah berapi dilemparkan kepada kita bagaikan hujan. Saya bahkan tidak bisa melihat langit di atas, hanya melihat jutaan panah tersebut.


The closest thing I could relate it to was the siege of Minas Tirith in Tolkien's Return of the King movie. The LORD spoke to me saying, "For the past three weeks, there has been an all out attack against the leaders here, as well as all of those in the earth who are contending for the great end time revival / awakening that is coming. 

Gambaran terdekat yang bisa menggambarkan adegan tersebut adalah adegan perang di Minas Tirith dalam film The Lord of The Ring III (Return of The King). TUHAN berfirman kepada saya, "Selama tiga minggu terakhir, ada sebuah serangan dahsyat yang menimpa para pemimpin, sebagaimana semua yang di bumi berjuang untuk datangnya revival atau kebangkita rohani terbesar di Akhir Zaman."

The LORD said, "LOOK UP!!" So I looked up. Then, it seemed like I zoomed outward and I saw a band of darkness around the earth. Under it, looked like "all hell" was breaking loose, literally. Demonic assaults were raining down on all nations. But, I noticed that some nations had less oppression than others. Some looked like black holes, there were so dark. Others had points of light and fires shooting upwards. 

TUHAN berkata, "LIHAT KE ATAS!" Maka saya memandang ke atas. Kemudian, seperti saya dapat memandang keluar dan saya melihat barisan kegelapan mengelilingi seluruh bumi. Di bawahnya, terlihat seperti "seluruh isi neraka" sungguh-sungguh tumpah. Serangan demonik menghujani seluruh bangsa. Namun, saya melihat beberapa negara mengalami penindasan lebih ringan daripada negara-negara lainnya. Beberapa terlihat seperti lubang hitam yang amat sangat gelap. Yang lainnya memiliki banyak titik cahaya dan api yang ditembakkan ke atas.

Then, I watched as I seemed to zoom in again to our ministry here in Santa Maria. A column of what looked like liquid fire just shot up from us above where we were battling on the earth. This fire hit the band of darkness over the earth and began to bore its' way through it like a plasma laser! We were right at the edge! 

Kemudian, saya melihat lagi pelayanan kami di Santa Maria. Sebuah pilar yang tampak seperti cairan api tertembak dari kita ke atas di mana kita sedang bertempur di bumi. Pilar api ini memukul barisan kegelapan yang menutupi bumi dan mulai melubangi bagaikan sebuah plasma laser! Kita berada tepat di penghujung!

On the other side of that dark band was light that was so bright that I could hardly see for a time. Then, my eyes seemed to adjust, and I saw the LORD seated on His white horse. Behind Him were the armies of angels as far as I could see. Then, I saw the Heavenly Saints behind them on horses and chariots of Fire. They were all waiting for the moment when the columns of the Fire of God would break through that dark band around the earth.

Di sisi lain barisan kegelapan ada cahaya yang begitu terang sehingga saya sulit melihat dalam sesaat. Lalu, mata saya bisa beradaptasi, dan saya melihat TUHAN duduk di atas kuda putih-Nya. Di belakang-Nya adalah bala tentara malaikat sejauh saya memandang. Lalu, saya melihat Orang-Orang Kudus di belakang mereka di atas kuda-kuda dan kereta-kereta berapi. Mereka semua menunggu saat ketika pilar Api Tuhan menerobos barisan kegelapan yang melingkupi bumi.

Then the LORD spoke to me again and cried, "YOU ARE NOT THE ONLY ONES CONTENDING TO BREAK THROUGH THE DARKNESS ... BEHOLD MY BRIDE IS PREVAILING!!"

Kemudian TUHAN berkata lagi kepadaku dan berseru, "KALIAN BUKAN SATU-SATUNYA YANG BERJUANG MENEROBOS KEGELAPAN ... LIHATLAH MEMPELAI-KU YANG MENGUASAI!!"

Then He opened my eyes and I saw millions of praying saints in many places praying together in unity and love throughout the earth. There were these same columns of white-hot fire ascending over them. Many hundreds had reached the band of darkness. About ten were already more than halfway bored through already. I saw that those prayer warriors that had hit the dark band were attacked so badly, that many were reeling back and some had fallen, because of the fierceness of the demonic attack. BUT, THEY WERE NOT RETREATING!!

Kemudian Ia membuka mata saya dan saya melihat jutaan orang percaya di berbagai tempat berdoa dalam unity dan kasih di seluruh bumi. Ada begitu banyak pilar berapi yang sama naik dari tempat mereka berdoa. Ratusan pilar telah menembus barisan kegelapan tersebut. Sekitar sepuluh sudah lebih dari separuh jalan menerobos. Saya melihat para pejuang pendoa yang memukul balik barisan kegelapan diserang dengan amat parah, banyak dari mereka terguncang dan beberapa terjatuh, karena keganasan serangan demonik tersebut. NAMUN, MEREKA TIDAK UNDUR!!

Then, the LORD spoke like a lion roaring, as He sat mounted on His horse in front of the Armies of Heaven, "I AM AT THE THRESHOLDS! HOLD FAST IN YOUR FAITH! I AM COMING FOR MY PRECIOUS BRIDE WITH TEN THOUSANDS OF MY SAINTS AND MY ANGELS TO BRING YOU HOME! BUT, WOE TO THE EARTH AND THOSE THAT REMAIN!

Kemudian, TUHAN mengaum seperti singa, sambil Ia duduk di atas kuda putih-Nya di depan barisan Tentara Sorga, "AKULAH YANG BERADA DI AMBANG PINTU (tinggal melangkah masuk)! KUATKAN IMANMU! AKU DATANG UNTUK MEMPELAI-KU YANG BERHARGA DENGAN PULUHAN RIBU ORANG-ORANG KUDUS-KU DAN PARA MALAIKAT-KU UNTUK MEMBAWA KALIAN PULANG! NAMUN, CELAKALAH BUMI DAN MEREKA YANG TERTINGGAL!

"OH EARTH, EARTH, EARTH, PREPARE TO MEET THY GOD!"

"OH BUMI, BUMI, BUMI, BERSIAPLAH UNTUK BERTEMU TUHANMU!"

Then, the vision ended.

Penglihatan berakhir.

20 Agustus 2015
Maurice Sklar

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.