Labels

Tuesday, January 30, 2018

Super Blue Blood Moon - Tu B'Shevat 5778

Pada tanggal 31 Januari 2018 nanti, terutama sejak jam 17.51 WIB hingga jam 23.08 WIB, akan terjadi sebuah fenomena super langka yang terdiri dari tiga fenomena rembulan, yakni sebuah blue moon, sebuah supermoon dan sebuah gerhana bulan total dalam satu peristiwa yang bersamaan. Ketiga fenomena dalam satu waktu ini disebut Super Blue Blood Moon.

Disebut super langka karena fenomena serupa pernah terjadi pada tanggal 31 Maret 1866, bertepatan dengan hari raya Paskah tahun Ibrani 5626. Dan supermoon yang akan terjadi pada 31 Januari 2018 adalah supermoon ketiga setelah 70 tahun Resolusi PBB atas berdirinya kembali negara Israel (29 November 1947 - 2017), supermoon yang pertama adalah 3 Desember 2017 dan yang kedua adalah 2 Januari 2018.

Istilah blue moon sendiri adalah sebuah gerhana bulan yang terjadi dua kali dalam satu bulan kalender, yakni 2 dan 31 Januari 2018. Lebih istimewa lagi karena keduanya juga merupakan supermoon. Jadi gerhana bulan total di 31 Januari 2018 ini merupakan sebuah super blue moon.

Dua Trilogi Gerhana Total (Two Total Eclipse Trilogies)

Memahami fakta tersebut di atas saja sudah membuat saya terkagum-kagum akan fenomena super langka kali ini. Namun setelah saya meneliti lebih jauh, ada beberapa poin yang lebih mengagumkan lagi. 

Super Blue Blood Moon 31 Januari 2018 (15 Shevat 5778) ini merupakan satu dari "trilogi" gerhana bulan total yang jaraknya masing-masing tepat enam bulan. Dua gerhana bulan total berikutnya adalah pada 27 Juli 2018 (15 Av 5778) dan 21 Januari 2019 (15 Shevat 5779). 

Trilogi gerhana bulan total 2018 - 2019 tersebut mengingatkan saya kepada trilogi gerhana matahari total yang tidak kalah istimewanya, yang pernah terjadi sepuluh yang lalu. Mengapa saya sebut istimewa? Karena ketiga gerhana matahari total itu terjadi di tanggal Ibrani yang sama, yakni tanggal 1 Av tahun 5768, 5769, 5770, atau dalam penanggalan Masehi adalah tanggal 1 Agustus 2008, 22 Juli 2009 dan 11 Juli 2010.

Jadi jika kita melihat dekade Ayin (5770 - 5779) secara keseluruhan, dekade ini diawali dengan tiga gerhana matahari total yang masing-masing terjadi tepat pada tanggal 1 bulan Av, dan diakhiri dengan tiga gerhana bulan total yang masing-masing berjarak tepat enam bulan. Dan tepat di antara kedua "trilogi" gerhana total ini ada Tetrad Blood Moon 2014 -2015 yang tersohor itu serta Tanda Besar Di Langit yang tertulis dalam Wahyu 12:1-5 (23 Desember 2016 - 10 September 2018).

Hari TUHAN, Meterai Ke-6 Dan Tuaian Terbesar

Nabi Yoel pernah bernubuat akan datangnya hari Tuhan yang hebat dan dahsyat itu, yakni diawali dengan gerhana matahari total dan gerhana bulan total atau bulan berdarah. Dan pada hari itu akan ada begitu banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan untuk diselamatkan (Yoel 2:31-32).

Nubuatan yang tertulis di Kitab Yoel tersebut kemudian dikutip oleh Rasul Petrus pada hari pertama pencurahan Roh Kudus di Yerusalem,

"Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." - Kisah Para Rasul 2:20-21

Kesaksian Rasul Petrus hari itu merupakan awal dari zaman Gereja Tuhan yang diikuti tiga ribu pertobatan dalam satu hari. Padahal saat itu mujizat di langit maupun tanda-tanda di Bumi yang berupa darah, api dan gumpalan-gumpalan asap belum terjadi sesuai dengan yang tertulis di Kitab Yoel. Dan memang hari Tuhan terjadi setelah zaman Gereja berakhir, atau hari Tuhan merupakan penutup dari Zaman Anugerah.

Dengan demikian, saya menduga bahwa awal dari hari Tuhan yang dijanjikan itu sesungguhnya adalah apa yang disebut dalam Meterai Ke-6,

"Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. 

"Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: 'Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.' Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?" - Wahyu 6:12-17

Perhatikan! Bahwa pada hari Tuhan yang sangat dahsyat itu, ada dua seruan yang sangat kontra yang akan diserukan oleh masing-masing orang. Yang satu adalah seruan kepada Nama Tuhan sehingga mereka yang berseru diselamatkan, sedangkan yang lainnya berseru untuk menghindar dari Tuhan dan murka-Nya yang dahsyat itu, mereka adalah golongan yang celaka, yang terdiri dari para raja, para pembesar, para perwira, para konglomerat, para penguasa, para budak dan juga orang-orang merdeka yang tidak memperoleh jatah keselamatan.

Jadi di satu sisi ada Tuaian Terbesar yang telah lama dinubuatkan, di sisi lain ada Tribulasi Besar yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Sebab sebelum Meterai Ke-7 dibuka, semua urusan Kerajaan dengan para martir telah dirampungkan,

"Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: 'Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?' Maka kataku kepadanya: 'Tuanku, tuan mengetahuinya.' Lalu ia berkata kepadaku: 'Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. 

"'Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.'" - Wahyu 7:13-17

Saya percaya bahwa Meterai Ke-6 dan Wahyu 7 akan tergenapi paling lambat setelah Trilogi Gerhana Bulan Total 2018 - 2019 ini selesai. Tahun 2018 ini merupakan awal dari Masa Lawatan Terbesar, sekaligus Masa Tribulasi yang akan disertai dengan darah, api dan gumpalan-gumpalan asap, yakni perang dan berbagai bencana alam.

Masa Yang Sangat Menentukan Bagi Israel dan Goyim

Seharusnya bukan sebuah kebetulan bahwa fenomena Super Blue Blood Moon - Tu B'Shevat 5778 ini ada berkaitan dengan pewahyuan yang diterima oleh Nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido,

"Pada hari yang kedua puluh empat dari bulan yang kesebelas--itulah bulan Syebat--pada tahun yang kedua zaman Darius datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido, bunyinya: 'Tadi malam aku mendapat suatu penglihatan: tampak seorang yang menunggang kuda merah! Dia sedang berdiri di antara pohon-pohon murad yang di dalam jurang; dan di belakangnya ada kuda-kuda yang merah, yang merah jambu dan yang putih. ... Berbicaralah Malaikat TUHAN itu, katanya: Ya TUHAN semesta alam, berapa lama lagi Engkau tidak menyayangi Yerusalem dan kota-kota Yehuda yang telah tujuh puluh tahun lamanya Kaumurkai itu?'" - Zakharia 1:7-8,12

Nama Zakharia berarti Jehovah mengingat, sedangkan nama Berekhya berarti Jehovah memberkati dan nama Ido berarti tepat pada waktunya. Jadi keseluruhan makna dari ketiga nama tersebut adalah pada waktu yang ditentukan, Tuhan akan memberkati dan Tuhan akan mengingat.

Nabi Zakharia menerima penglihatan seorang penunggang kuda merah juga di bulan Shevat tanggal 24, yakni hari ke-10 sejak tanggal 15 Shevat (Tu B'Shevat). Dan penglihatan ini terjadi setelah selesainya Masa Pembuangan Israel selama 70 tahun. Bukankah Super Blue Blood Moon ini juga terjadi setelah 70 tahun Resolusi PBB atas berdirinya kembali negara Israel?

Sedangkan nama Darius yang berarti tuan (lord) dan waktu pemerintahannya juga memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Bukankah 21 Januari 2018 - 21 Januari 2019 merupakan tahun kedua pemerintahan Presiden Donald Trump? Sedangkan nama Donald sendiri berarti pemerintah atau pemimpin dunia (world ruler or world leader)

Tiga poin serupa antara pewahyuan Nabi Zakharia dengan fenomena Super Blue Blood Moon ini. Dan semuanya serba tiga. Tiga gerhana matahari total di awal, tiga gerhana bulan total di akhir, dan nama nabi yang terdiri dari tiga suku kata. 

Dalam kisah penglihatan Nabi Zakharia itu dikatakan bahwa keadaan bangsa-bangsa lain (Goyim) tenang dan aman selama 70 tahun bangsa Israel berada di pembuangan. Sama seperti masa 70 tahun terakhir ini, sejak berakhirnya Perang Dunia II hingga saat ini, kondisi dunia cenderung aman terkendali, sedangkan sejak berdirinya kembali negara Israel (14 Mei 1948) hingga saat ini, bangsa pilihan tersebut banyak dirundung berbagai masalah. 

Adakah penunggang kuda merah yang dilihat Nabi Zakharia adalah penunggang kuda merah yang sama pada Meterai Ke-2?

"Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: 'Mari!' Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar." - Wahyu 6:3-4

Jawabannya, mungkin saja. Sebab itulah juga yang dikatakan Tuhan kepada Nabi Zakharia,

"Berkatalah kepadaku malaikat yang berbicara dengan aku itu: Serukanlah ini: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion, tetapi sangat besar murka-Ku terhadap bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang, sementara Aku murka sedikit, telah membantu menimbulkan kejahatan. 

"Sebab itu, beginilah firman TUHAN, Aku kembali lagi kepada Yerusalem dengan kasih sayang. Rumah-Ku akan didirikan pula di sana, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan tali pengukur akan direntangkan lagi di atas Yerusalem. Serukanlah ini selanjutnya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kota-kota-Ku akan berlimpah-limpah pula dengan kebajikan, dan TUHAN akan menghiburkan Sion dan akan memilih Yerusalem pula." - Zakharia 1:14-17

Ketika Tuhan murka sedikit terhadap Israel-Nya selama 70 tahun Masa Pembuangan, bangsa-bangsa lain (Goyim) malah bereaksi berlebihan dan ikut menambah penderitaan bangsa Israel. Namun setelah masa penghukuman bagi Israel selesai, rasa tenang, aman dan damai yang dinikmati Goyim akan diambil dengan murka Tuhan.

Bukankah saat ini sebagian besar dari bangsa-bangsa di dunia menjadi semakin agresif untuk membelah kota suci Yerusalem dan memerangi eksistensi negara Israel? Maka murka Tuhan pun akan menimpa bangsa-bangsa tersebut, khususnya mereka yang begitu keras menentang pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat ke Yerusalem.

Jika sepuluh tahun yang lalu melalui tiga gerhana matahari total (Triple 1st Av Solar Eclipses) Tuhan telah memurkai bangsa-bangsa dengan krisis ekonomi dahsyat di 2007 - 2008 namun karena mereka tidak kunjung bertobat, maka saya percaya bahwa kali ini melalui tiga gerhana bulan total 2018 - 2019 ini Tuhan akan memurkai bangsa-bangsa dengan perang besar, mungkin Perang Dunia III, sebab kali ini damai sejahtera akan diambil dari atas Bumi, sejalan dengan berakhirnya Zaman Anugerah itu.

Perang besar ini juga akan memperburuk kondisi ekonomi yang sesungguhnya telah parah akibat krisis besar sepuluh tahun yang lalu. Bukankah warna hitam dari tiga gerhana matahari total identik dengan warna penunggang kuda hitam yang menghancurkan banyak kekuatan ekonomi bangsa-bangsa? 

Sungguh saya percaya bahwa 31 Januari 2018 ini adalah sebuah tanda dan fenomena yang super istimewa yang akan diikuti dengan berbagai peristiwa dahsyat sepanjang tahun 2018 dan 2019.

Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?

Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang. Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam.

Saturday, January 27, 2018

Menghadapi Kebenaran

"Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: 'Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.'" - Yohanes 8:31-32

Biasanya ada dua perkara ketika kebenaran itu terungkap:

1. Ketika kebenaran yang baru saja diketahui jauh lebih buruk daripada yang selama ini diyakininya.

2. Ketika kebenaran yang baru saja dialaminya jauh lebih baik daripada yang selama ini disangkakannya.

Ketika malam terakhir sebelum Yesus ditangkap, Petrus begitu yakin akan dirinya dan kesetiaannya, sekalipun Yesus telah memperingatkannya. Dan benarlah, ketika Petrus mendapati dirinya jauh lebih buruk daripada keyakinannya yang rapuh itu karena menyangkal Yesus tepat 3 kali, runtuhlah seluruh jiwanya Petrus.

Di saat yang sama ketika Yudas Iskariot mendapati betapa sempurna & mulia Anak Manusia yang dikhianatinya, timbullah penyesalan yang begitu besar dan sulit untuk ditanggung oleh jiwanya.

Kebenaran yang kita ketahui akan memerdekakan, tapi juga akan mematikan, tergantung bagaimana kondisi ego kita. Semakin besar pride yang hendak dipelihara, semakin besar resiko untuk orang itu menghadapi kebenaran. Sebaliknya, semakin kecil egonya, bahkan yang rahasia pun telah menanti baginya untuk disingkapkan.

Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!

Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!

Tuesday, January 23, 2018

Surrender

"Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa." - Lukas 15:17-19

Jiwa manusia itu unik, apalagi ketika berhubungan dengan impian, cita-cita dan ambisinya. Sama dengan kekuatan untuk bertahan hidup (survival) yang kadang bisa penuh dengan kejutan, begitu juga ketika manusia berjuang atau berproses untuk menggapai impiannya. 

Karena motivasinya itu, orang membangun dirinya, menambah ketrampilannya, memperluas jaringannya, mempertajam intuisinya, mengubah gaya bicaranya, meningkatkan penampilannya dan seterusnya sampai ia merasa dirinya sukses dan mendapati dirinya semakin sukses dari waktu ke waktu. 

Dan ketika dia telah sukses dan banyak mendapat pengakuan dari banyak orang, ia akan merasa layak berbangga atas perjuangannya dan jerih upaya yang dilakukannya. Namun pernahkah Anda melihat atau mengalaminya sendiri, bahwa seberapa pun besarnya kesuksesan itu, tetap tidak ada damai sejahtera yang bisa tinggal di dalam batinnya.

Kebanggaannya terlihat, kesenangannya ada, tapi di balik permukaan yang tak terlihat, ia selalu merasa kekurangan yang ia tidak tahu apa penyebabnya, di tengah kelimpahan yang sedang dinikmati. Sesungguhnya, orang yang demikian jauh lebih malang daripada anak bungsu yang diceritakan Yesus dalam salah satu kisah perumpamaan-Nya. Hanya saja hal itu butuh waktu yang bisa sangat lama untuk seseorang menyadarinya. Atau bahkan jika tidak ada anugerah, orang itu takkan pernah menyadari apa penyebab sesungguhnya.

Mengapa?

Karena orang tersebut tidak menyerah atau berpasrah diri (surrender). Ini berbeda dengan berputus asa. Justru berputus asa itu adalah bentuk lain dari tidak menyerah, termasuk salah satunya adalah tindakan bunuh diri. 

Perhatikan anak bungsu tersebut:

1. Ia menyadari keadaannya yang buruk akibat kebodohannya, dan ia mengakui bahwa banyak orang yang kedudukannya lebih rendah daripada dia, yakni para pekerja ayahnya, memiliki keadaan yang jauh lebih baik.

2. Namun sadar saja tidak cukup, dibutuhkan nyali untuk datang kembali dan mengakui semua kesalahan kepada pihak yang kita rugikan. Sering kali butuh perjuangan yang lebih besar untuk mengakui kekalahan atau kesalahan kita daripada perjuangan ketika kemenangan diperoleh.

3. Anak bungsu tidak hanya mengakui dosanya, ia rela memulai dari nol dengan kedudukan yang lebih rendah, tapi dengan niat dan rencana yang jauh lebih baik. Itu berarti surrender dirinya tidak disertai perasaan putus asa, melainkan dengan perjuangan baru.

Mengapa banyak orang tidak bisa menjadi tenang, sekalipun ia sadar bahwa ia sudah tidak berdaya mengubah keadaannya? Karena ia tidak surrender. Ia malah membanggakan kekalahannya dengan megah di tengah ruang kehidupannya sebagai tanda bahwa ia pernah berjuang tapi sambil menyalahkan orang lain atas kegagalannya.

Rhema Di 2018

Sayang menangkap di roh, ada banyak anak Tuhan yang sedang ditunggu surrender-nya oleh Bapa, bahkan ada yang sudah begitu lama, sekian tahun. Surrender ini kebanyakan dalam bentuk pengampunan terhadap kesalahan orang lain maupun kesalahan dirinya sendiri. Lebih konyol lagi jika Anda ada menyalahkan Tuhan. 

Bersedialah menyambut yang baru dengan tidak lagi menggenggam yang lama, serahkan semua yang lama yang selama ini menghambat damai sejahtera itu ada, serahkan di bawah Kaki Tuhan. Maka berikutnya Anda akan melihat harta terpendam yang akan Beliau singkapkan dan percayakan.

Tuhan memberkati.

Hal Terindah Yang Diberikan Bapa Kepada Kita Ialah Putera Tunggal-NYA Dan Kesempatan Kedua Untuk Berjalan Seirama Dengan Seluruh Kehendak-NYA Dalam Totalitas Yang Tidak Kepalang Tanggung.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.