Labels

Tuesday, February 27, 2018

Mau Jadi Martir Yang Mana?

"Firman-Nya: 'Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah." - Kejadian 4:10

"Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: 'Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?'" - Wahyu 6:10

"Yesus berkata: 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.'" - Lukas 23:34

"Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: 'Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.' Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: 'Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!' Dan dengan perkataan itu meninggallah ia." - Kisah Para Rasul 7:59-60

Suatu pagi Roh Tuhan mengajak berdiskusi sambil mengingatkan beberapa martir yang tertulis di Alkitab.

"Nak, kamu mau menjadi martir yang mana?"

Satu pertanyaan singkat itu membuat perenungan yang begitu mendalam dan tiba-tiba di saat itu juga saya mempertanyakan diri saya sendiri, akankah saya menjadi martir yang berkenan kepada Yang Mengasihi dan Yang saya kasihi, Yesus Kristus?

Karena ada martir yang tidak sungkan berseru kepada Tuhan untuk menuntut pembalasan atas darah mereka yang telah tertumpah, tapi di sisi lain ada Yesus dan Stefanus yang bahkan masih bersyafaat sampai titik darah terakhir mereka supaya Allah Yang Mahatinggi tidak membalaskan perbuatan jahat tersebut.

Kedua jenis martir ini sama-sama orang pilihan sebab tidak semua orang percaya dipilih sebagai martir. Kedua jenis martir ini sama-sama mengasihi Tuhan tanpa menyayangkan nyawa mereka sendiri. Dan keduanya akan menerima kuasa dan otoritas untuk menghakimi pada Masa Kerajaan Seribu Tahun.

Namun tetap Tuhan bertanya, "Kamu mau jadi martir yang mana?"

Terus terang, yang seperti Tuhan Yesus dan Stefanus itu hanya segelintir, sekalipun pada Masa Tribulasi darah martir yang ditumpahkan begitu banyak. Dan mengapa para martir ini diminta menunggu sebentar lagi? Bukan karena jumlah martir harus genap, tapi juga ada kuota tertentu yang Tuhan kehendaki untuk martir yang seperti Tuhan Yesus dan Stefanus.

Mengapa Darah Yesus berbicara lebih kuat daripada darah Habel? Karena Habel berseru tentang ketidakadilan yang menimpa dirinya, sedangkan Yesus berseru akan keselamatan mereka yang membunuh-Nya.

Jadi dalam kemartiran juga ada tingkatannya, yakni yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. Tuhan Yesus dan Stefanus, itulah yang sempurna. Dan saat di mana Stefanus menjadi martir, itulah saat dimulainya Saulus menjadi Paulus.

Yang paling menarik adalah ketika Paulus menuliskan suratnya yang pertama kepada Jemaat Korintus,

"Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. ... Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal." - 1 Korintus 13:3, 11-12

Sesungguhnya, menjadi martir bukanlah sekedar rela mati dengan tidak menyayangkan nyawa. Menjadi martir yang sempurna adalah perkara mengasihi sebagaimana Tuhan mengasihi dan mengasihi sekalipun sudah tidak ada lagi dasar atau alasan untuk mengasihi.

Kebenaran yang dapat kita ketahui tidaklah seberapa, dan lebih sedikit lagi yang bisa kita sampaikan kepada dunia, itu sebabnya tanpa kasih yang sejati, apalah artinya menjadi saksi bagi Kristus.

But for right now, until that completeness, we have three things to do to lead us toward that consummation: Trust steadily in God, hope unswervingly, love extravagantly. And the best of the three is love.

Sunday, February 4, 2018

Masa Tribulasi: Nama Versus Nama

"Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam." - Wahyu 13:16-18

Sebagian besar Gereja modern saat ini begitu meyakini bahwa Tanda Binatang (Mark of The Beast) yang dimaksud dalam Wahyu 13 ini adalah RFID-Chip, atau yang sejenisnya. Saking begitu kuatnya indoktrinasi Kekristenan Barat dalam ranah Akhir Zaman ini, Gereja menjadi bodoh atau kurang berhikmat, termasuk di antaranya adalah dengan menolak cashless system, atau penggunaan uang secara non-tunai dan sambil menganggap bahwa penggunaan uang tunai secara fisik lebih alkitabiah, sedangkan penggunaan uang virtual adalah sesat.

Padahal, pernahkah kita meneliti berapa ongkos yang harus dibayar oleh anggaran negara jika bank sentralnya harus mencetak sekian banyak lembaran uang kertas? Dan pernahkah kita terpikir berapa uang rakyat yang bisa dihemat dengan menggunakan cashless system yang baik? Konon jumlah ongkosnya mencapai triliunan Rupiah per tahun untuk sekian milyar lembar uang tunai, dan ongkos untuk mencetak pecahan Rp 100.000 dengan Rp 2.000 biayanya tidak terlalu berbeda jauh karena setiap lembar memiliki 9 - 12 jenis pengamanan. Itu sebabnya uang pecahan Rp 100.000 dicetak jauh lebih banyak daripada uang pecahan yang lebih kecil nilainya.

Itu baru di Indonesia, bagaimana dengan di RRC, India dan Amerika Serikat yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak daripada di Indonesia? Berapa besar ongkos yang diperlukan untuk mencetak uang tunai fisik untuk jumlah penduduk sebanyak itu? Tanpa cashless system yang baik, maka akan semakin besar anggaran negara yang digunakan secara tidak efisien dan hal itu tidaklah alkitabiah karena sama dengan pemborosan.

Dengan argumen ini saja, Gereja harusnya menyadari bahwa Tanda Binatang Wahyu 13 itu bukanlah cashless system apalagi sampai menggadang-gadang satu mata uang dunia, itu sama sekali keliru. Saya tegaskan bahwa dunia tidak akan pernah bisa memiliki satu mata uang dunia sampai kapanpun. Kalau Anda berpikir bahwa Euro Dollar adalah contohnya, saya katakan bahwa Euro Dollar justru telah membuktikan gagalnya satu mata uang regional, apalagi satu mata uang dunia, sangat mustahil. 

Jika Euro Dollar berhasil sebagai satu mata uang regional Eropa, tentu tidak akan ada Brexit (keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa - 23 Juni 2016), belum lagi wilayah Catalonia yang masih bergolak untuk lepas dari Spanyol dan juga Uni Eropa. 

Nama Versus Nama

Jadi apa sesungguhnya Tanda Binatang yang dimaksud? Perhatikan dengan teliti, dikatakan bahwa tanda itu adalah nama binatang itu atau bilangan namanya. Jadi tanda itu berupa nama dari binatang tersebut. Bandingkan dengan peringatan Tuhan Yesus saat 2000 tahun yang lampau,

"Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci." - Matius 24:9-10

Jadi dari pihak yang benar akan dibenci, disiksa dan dibunuh karena Nama Tuhan, sedangkan dari pihak yang jahat akan jauh lebih banyak yang murtad dengan menerima nama binatang itu setelah mereka menyangkal Nama di atas segala nama itu.

Lalu, nama apakah yang diwahyukan yang dilihat oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos itu? Adalah Walid Shoebat, seorang mantan teroris PLO (Palestine Liberation Organization) dan mantan anak buah Yasser Arafat, berkata bahwa nama yang dilihat Rasul Yohanes saat itu merupakan nama yang pernah disembah oleh Walid Shoebat sebagai tuhannya. Perhatikan gambar berikut ini:

Arti Bismillah adalah di dalam nama Allah.

Bukankah deklarasinya menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain nama tersebut? Bukankah deklarasi tersebut sarat dengan spirit Antikristus? Sedangkan kepada Yesus Kristus, Bapa menganugerahkan segala kuasa untuk tunduk di bawah Nama Yang Mulia itu,

"Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" - Filipi 2:9-11

Antikristus menginginkan kuasa yang sama dalam namanya, itu sebabnya ketika di pihak yang benar dinyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, di sisi Antikristus dinyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain dirinya. Maka dengan demikian, pada Masa Tribulasi akan terjadi apa yang saya sebut dengan istilah Nama melawan nama.

Nama Tuhan akan dibenci karena Nama-Nya begitu berkuasa dan mendatangkan keselamatan bagi yang berseru kepada-Nya. Sedangkan nama musuh-Nya mendatangkan murtad dan kebinasaan yang kekal, itulah Mark of The Beast yang sesungguhnya.

Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.

Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas.

Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.